Home Seputar Islam Ndresmo, Warisan Sayyid Sulaiman di Kota Pahlawan

Ndresmo, Warisan Sayyid Sulaiman di Kota Pahlawan

by Abdul Wahid Tamimi

Surabaya adalah kota yang sarat akan cerita. Banyak kisah-kusut yang menyertai berdirinya kota ini. Darah dan keringat perjuangan rakyat Surabaya untuk mempertahankan kedaulatan negara telah masyhur terdengar di seluruh penjuru negeri.

Di selatan Surabaya, berdiri sebuah kampung unik yang telah berdiri sejak beratus tahun yang lalu. Kampung ini memiliki banyak sekali pesantren dan penduduk aslinya merupakan trah agung para Walisongo.

Kampung tersebut bernama Ndresmo, sebuah singkatan yang digagas oleh sang pembabat, as-Sayyid Ali al-Akbar bin Sulaiman al-Qadiri al-Jilani, keturunan dari Sunan Gunung Jati. Nama tersebut diambil dari kata “Sing nderes kabehe limo” (yang belajar lima orang).

Kisah tersebut bermula ketika as-Sayyid Ali melihat cahaya dari sebuah hutan angker bernama Alas Demungan. Lantas, ayahnya memerintahkan agar ia membabat hutan tersebut beserta beberapa santri pilihan, salah satunya KH. R. Muhammad Hasan Besari.

Setelah pembabatan tuntas, mereka membangun sebuah pondok kecil. Ketika para santri sedang mengaji, tetiba as-Sayyid Ali bertutur,

“Kang, setiap malam saya selalu mendengar kalian belajar bersama saling nderes (mempelajari) kitab yg telah aku ajarkan . maka ingat baik-baik , sejak saat ini yang mulanya desa ini bernama ndemungan , maka aku ganti dengan nama “NDRESMO”, artinya “Sing nderes kabehe limo” (yang belajar lima orang).” tutur as-Sayyid Ali.

Belanda yang mengetahui tentang keberadaan Ndresmo langsung berusaha untuk menghancurkannya. Mereka menduga kampung tersebut akan merencanakan pemberontakan. Namun, berulang kali mereka berusaha menyerang, berulang kali Ndresmo sekejap menghilang dari pandangan mereka. Bagaimana bisa?. Wallahu a’lam.

Baca Juga:  Mengajarkan Ketauhidan pada Anak Sejak Dini

Related Posts

Leave a Comment