PROGRESIF EDITORIAL – Pernah dengar nama Jabir Ibnu Hayyan? Kalau belum, kenalan yuk! Beliau ini bukan sekadar ilmuwan biasa, tapi bisa dibilang sebagai “Bapak Kimia Modern” yang hidup di zaman keemasan peradaban Islam. Jauh sebelum ada lab-lab canggih seperti sekarang, Jabir sudah gigih bereksperimen sampai menemukan banyak hal luar biasa yang jadi dasar ilmu kimia.
Bukan Cuma Teori, Tapi Langsung Praktik!
Jabir Ibnu Hayyan ini lahir sekitar tahun 721 Masehi di Persia. Sejak kecil, ia sudah punya rasa penasaran yang besar terhadap ilmu pengetahuan. Ia memang belajar banyak hal, mulai dari filsafat sampai kedokteran, tapi kimia adalah passion utamanya.
Yang bikin Jabir beda dari yang lain, ia bukan tipe ilmuwan yang cuma baca buku. Ia langsung turun tangan, bikin lab sendiri di Kufah, Irak. Di situlah ia menghabiskan waktu berjam-jam, bereksperimen, dan mencatat setiap hasilnya. Tujuannya bukan cuma mengubah logam jadi emas—seperti yang banyak dilakukan alkemis lain—tapi benar-benar ingin mengerti “rahasia” di balik setiap materi.
Penemuan yang Bikin “Wow”
Berkat kegigihannya, Jabir berhasil menemukan dan menyempurnakan banyak teknik yang masih dipakai sampai sekarang:
Distilasi (Penyulingan): Ia menyempurnakan alat yang disebut alembik. Dengan alat ini, ia bisa memisahkan zat cair dan membuat zat yang lebih murni, misalnya alkohol. Keren, kan?
Asam-Asam Kuat: Jabir ini jago banget meracik asam! Ia berhasil membuat asam klorida, asam nitrat, dan yang paling gila, “aqua regia”—asam yang saking kuatnya bisa melarutkan emas! Penemuan ini membuka banyak jalan untuk industri di masa depan.
Kenapa Jabir Itu Penting?
Jabir Ibnu Hayyan meninggalkan warisan luar biasa dalam lebih dari 2.000 karyanya. Ia mengubah kimia dari ilmu yang penuh misteri jadi disiplin ilmu yang terukur dan logis. Ia juga memperkenalkan banyak istilah yang kita pakai sekarang, seperti alkali.
Kisah Jabir mengajarkan kita satu hal: rasa penasaran yang besar dan semangat untuk mencoba (dan gagal!) adalah kunci untuk menemukan hal-hal hebat. Tanpa dedikasi dan kegigihannya, ilmu kimia mungkin tidak akan semaju sekarang.