Home Tokoh KH. Muhammad Hasan, Guru dan Ayah Para Wali

KH. Muhammad Hasan, Guru dan Ayah Para Wali

by Abdul Wahid Tamimi
KH. Muhammad Hasan dengan keturunannya

KH. Muhammad Hasan al-Jilani al-Hasani lahir di Sentong, sebuah desa kecil di Probolinggo, pada tahun 1843. Ayahnya bernama KH. Syamsuddin bin Qoiduddin al-Jilani al-Hasani dan ibunya bernama Khadijah.

Secara silsilah, KH. Hasan terhubung dengan asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jilani al-Hasani, sufi besar dari Baghdad di abad 11-12. Jalur tersebut didapat baik dari ayah dan ibunya.

Sejak di dalam kandungan, KH. Hasan sudah menunjukkan keistimewaan. Dalam suatu riwayat, ibunya bermimpi menelan bulan ketika mengandungnya. Seorang ulama akhirnya memberi tahu bahwa ia sedang mengandung orang besar.

Saat kelahiran KH. Hasan, ayahnya yang pulang dari mengajar melihat cahaya dari dalam rumah. Ketika didatangi, rupanya “orang besar” tersebut telah lahir.

Oleh ayahnya, KH. Hasan disekolahkan ke Pesantren Demangan milik R. KH. Muhammad Kholil al-Bangkalani yang lebih dikenal dengan Syaikhona Kholil Bangkalan. Karena kecerdasan dan keluhuran tata kramanya, ia langsung diangkat menjadi khadim (abdi dalem).

Setelah 3 tahun belajar di Demangan, KH. Hasan disekolahkan ke Makkah. Setelah belasan tahun belajar, KH. Hasan pulang dan menikah dengan Ny. Hj. Ruwaidah, putri KH. Zainul Abidin al-Maghribi. Tak hanya itu, ia dipercaya untuk meneruskan Pesantren Genggong.

Baca Juga:  Gus Ali: Menjemput "Kebahagiaan" dengan Pola Hidup yang Optimis

Related Posts

Leave a Comment