Pada saat itu, Islam sempat memegang peradaban tingkat tinggi di Andalusia, Spanyol. Kota-kota di Andalusia bisa dikatakan sangat maju seperti di Cordoba, Granada, dan Sevilla.
Di bawah kepemimpinan Bani Umayyah pada tahun 756 M. Sampai akhirnya meletuslah peristiwa Perang Salib gelombang pertama, yang bertujuan merebut kota suci Yerusalem atau Al Quds dari tangan umat Islam.
Saat itu Spanyol dipimpin oleh Raja Ferdinand II, setelah menikah dengan Ratu Isabella dari Castille, mereka melakukan pembersihan etnis terhadap orang-orang Arab yang beragama Islam dan penganut Yahudi.
Ferdinand dan Isabella menyediakan tiga pilihan: Berganti agama menjadi Katolik, meninggalkan Spanyol, atau menghadapi pedang tentaranya. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan “Reconquista”. Satu persatu kota-kota yang diperintah oleh kesultanan-kesultanan Islam di Andalusia dengan mudah ditaklukkan dan diambil-alih.
Umat Islam dan Yahudi yang kehilangan perlindungan, harus menyelamatkan nyawa mereka dengan cara menghindari tentara Spanyol, kemudian secara tergesa-gesa meninggalkan Andalusia dan menuju pantai Afrika Utara.
Setelah Reconquista tuntas di daratan Spanyol, upaya pembantaian diteruskan dengan menyusuri pantai Mediterania di Afrika Utara dan terus ke arah Timur menuju kota suci Jerusalem.
Ketika Barbaaarosa mengetahui keterpurukan bahwa kapal Eropa, Islam di Andalusia, Spanyol dengan jutaan Muslim disana mengalami pembantaian dan penyiksaan berat.
Dengan keadaan begitu genting, terdengar Sultan dari Dinasti Turki Ustmani mengetahui jika di lautan tengah ada dua saudara Muslim yang namanya membuat takut bangsa Eropa.