Home Khutbah Maafkan Ayah Nak: Kisah Keteladanan Nabi Ibrahim dan Is’mail AS.

Maafkan Ayah Nak: Kisah Keteladanan Nabi Ibrahim dan Is’mail AS.

by Arundaya Maulana
Taqwa Konsisten/Freepik

الحمدلله , نحمده على ما من به علينا من مواسم الخيرات . وما تفضل به من جزيل العطايا والهبات ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له . مسبغ النعم ودافع النقم وفارج الكربات ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله . أكمل الخلق وأفضل البريات . صلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان ما دامت الأرض والسماوات . وسلم تسليما كثيرا. 

أما بعد, فيا أيها الناس أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز المتقون. 

Ma’asyirol Muslimin yang dirahmati Allah Swt… 

Marilah kita semua berusaha selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita bersama dengan semua keluarga kita dimanapun kita berada dan dalam keadaan bagaimanapun, baik dalam keadaan susah menderita maupun dalam keadaan gembira bahagia, baik pada saat sedang di rumah, maupun pada saat sedang dalam perjalanan, seorang diri atau bersama keluarga. Taqwa yang konsisten dan istiqomah itulah yang dijanjikan pahalanya oleh Alloh Swt. dalam Al-Qur’an : 

ومن يتق الله يجعل له مخرجا. ويرزقه من حيث لا يحتسب. 

“Barang siapa bertaqwa kepada Alloh Swt. maka Alloh akan memberikan jalan keluar bagi kesulitannya dan Alloh akan memberikan rizki dari arah yang tidak terduga.” 

Ma’asyirol Muslimin Jamaah Jum’ah yang berbahagia 

Begitu pentingnya taqwa menurut pandangan Alloh, maka setiap khutbah pesan wasiat taqwa itu harus selalu dikumandangkan. Bahkan khutbah itu sendiri tidaklah sempurna kalau tidak ada pesan wasiat taqwanya. Kitab Al-Qur’anul Karim yang mengandung 6666 ayat, minimal terdapat 135 ayat yang menyampaikan pesan wasiat taqwa. Antara lain terdapat pada surat Ali Imron ayat 102 : 

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam” 

Ayat tersebut menekankan kepada orang yang sudah beriman untuk tetap bertaqwa dengan sungguh-sungguh, dengan mengerjakan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Kadang-kadang, ada juga orang yang mengaku beriman tetapi ketaqwaannya sangat kurang. Justru pada saat ketaqwaannya berkurang, otomatis keislamannya pun menjadi berkurang, dan pada saat posisi keislamannya berkurang inilah justru ajal kematiannya datang merenggutnya. Maka matilah dia dalam keadaan tidak islam. Naudzubillah. Oleh karena itu selalu di wasiatkan : 

Baca Juga:  5 Amalan Sunnah Sebelum Shalat Idul Adha

“Dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam”

Ma’asyirol Muslimin Yang Berbahagia… 

Beberapa hari yang lalu, kita semua dipertemukan kembali dengan Hari Raya Idul Adha, dimana perayaan Idul Adha tak lepas dari dua insan penting dalam sejarah islam, yaitu Nabiyulloh Ibrohim dan Nabiyulloh Isma’il. Keduanya dimuliakan Alloh karena ketaatannya dalam menjalankan perintah. Keduanya dimuliakan karena kecintaan mereka kepada Alloh melebihi kecintaan kepada siapapun, bahkan kepada ayah, ibu dan juga terhadap anak. Bahkan latar belakang perintah Alloh kepada Nabi Ibrohim untuk mengorbankan anaknya Isma’il konon juga didasari oleh pernyataan Nabi Ibrohim sendiri yang siap mengorbankan apa saja yang ia miliki, termasuk anaknya sendiri sekalipun. 

Perintah Alloh agar nabi Ibrohim menyembelih Isma’il putranya rupanya merupakan ujian, apakah sang ayah konsisten dengan pernyataan kesediaan mengorbankan apa saja yang dimiliki. Dan ternyata beliau menepati kata-katanya. Ketika perintah Alloh berupa mimpi itu datang, maka ia melakukan dialog kepada putranya Isma’il untuk menanyakan perihal mimpinya tersebut. Yang luar biasa adalah jawaban Isma’il kecil dengan menyambut baik perintah Alloh kendati dengan itu berarti nyawanya harus menjadi taruhan. 

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumulloh 

Jawaban Isma’il hanya satu kalimat dan diabadikan dalam Al-Qur’an : 

يا أبت افعل ما تؤمر, ستجدني إن شاء الله من الصابرين 

“Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan itu, Insya Alloh engkau akan mendapatiku berhati sabar” 

Kalimat ini luar biasa tinggi mutunya serta mencerminkan kecerdasan seorang anak. Pernyataan itu juga mencerminkan kesadaran sangat tinggi dari Isma’il, melebihi dari usianya yang masih belia. Disamping itu, dengan jawaban tersebut telah nyata bahwa beliau memiliki ketinggian nilai iman dan taqwa kepada Alloh Swt. Dapat kita bayangkan bagaimana pola pikir dari anak seumur beliau sekarang yang cenderung berpandangan pragmatis dengan semata-mata menyenangkan hawa nafsunya lewat video game, sepak bola dengan tanpa mengenal waktu, nonton tv tanpa memilih acara, tertawa lebar dijalanan tanpa peduli orang lain ikut mendengarkan suara bisingnya. 

Ma’asyirol Muslimin Jamaah Jum’ah Yang Berbahagia… 

Baca Juga:  Pentingnya Meredam Amarah

Memang Isma’il bukan anak manusia biasa. Dia calon nabi dan rosul yang memang dilindungi Alloh sehingga senantiasa terjaga dari hal tidak terpuji alias Ma’shum. Tetapi paling tidak, sosok isma’il hendaknya menjadi contoh bagi anak-anak kita sekarang yang kelak akan menjadi penerus bangsa agar dapat meniru ketaqwaannya. Bagaimana generasi masa depan dapat meniru ketaatannya kepada Alloh, serta mampu mentauladani sopan santun kepada orang tua. Sebab, Keridloan Alloh tergantung kepada keridloan ibu dan bapak dan kemurkaan Alloh juga tergantung pada murka keduanya. 

Oleh karena itu, Ma’asyirol Muslimin Rohimakumulloh, marilah kita memperbaiki hubungan kita dengan orang-orang sekitar kita, terutama hubungan kita dengan orang tua agar kita senantiasa dinaungi rahmat dan ridlo Alloh Swt. Marilah dengan semangat Idul Adha kali ini, kita senantiasa menjadi orang tua yang penuh dengan cita-cita besar dalam membentuk putra dan putrid kita sebagai putra putri yang baik, taat dan berguna. Semoga Alloh Swt. selalu memberikan petunjuknya kepada kita semua sehingga kita dapat hidup dengan baik di dunia dan mendapat anugerah kenikmatan yang luar biasa kelak di akhirat. 

إن أحسن ما تلاه التالون, كلام من أذل و أعز و قدم و أخر, وإذا قرئ القرآن فاستمعوا له وأنصتوا لعلكم ترحمون. أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بارك الله لي لكم في القرآن العظيم , ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات و الذكر الحكيم , وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم . 

Penulis : Zidnal Falah

Related Posts

Leave a Comment