Home Dawuh Kyai Makna Kandungan Surah Al-A’raf Ayat 12: Kesombongan Iblis dan Hikmahnya dalam Kehidupan Manusia

Makna Kandungan Surah Al-A’raf Ayat 12: Kesombongan Iblis dan Hikmahnya dalam Kehidupan Manusia

by Arundaya Maulana
Kesombongan Iblis/Freepik

PROGRESIF EDITORIAL – Surah Al-A’raf adalah salah satu surah dalam Al-Qur’an yang memberikan banyak pelajaran mendalam tentang kehidupan, keimanan, dan hubungan manusia dengan Allah SWT. Di dalamnya terdapat sebuah ayat yang sangat penting, yakni Surah Al-A’raf ayat 12. Ayat ini mengisahkan dialog antara Allah SWT dan Iblis, yang menunjukkan awal dari pemberontakan Iblis terhadap perintah Allah. Dalam artikel ini, kita akan mengupas makna kandungan ayat ini secara mendalam dan memahami hikmah yang dapat diambil untuk kehidupan sehari-hari.

Ayat tersebut berbunyi sebagai berikut:

ا۠لَاعَلِيۡنَؕ ‏ قَالَ مَا مَنَعَكَ اَلَّا تَسۡجُدَ اِذۡ اَمَرۡتُكَ قَالَ اَنَا۠ خَيۡرٌ مِّنۡهُۖ خَلَقۡتَنِىۡ مِنۡ نَّارٍ وَّ خَلَقۡتَهٗ مِنۡ طِيۡنٍؕ‏

“Allah berfirman: ‘Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?’ Iblis menjawab: ‘Saya lebih baik daripadanya. Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.'”

Surah Al-A’raf ayat 12 mengandung beberapa lapisan makna yang sangat dalam, terutama dalam konteks ketundukan, ketaatan, kesombongan, dan konsekuensinya.

Ayat ini dimulai dengan pertanyaan Allah kepada Iblis, “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud di waktu Aku menyuruhmu?” Pertanyaan ini bukanlah untuk mencari informasi, karena Allah Maha Mengetahui. Namun, pertanyaan ini lebih sebagai bentuk peringatan dan teguran kepada Iblis, serta penegasan terhadap kesalahan besar yang telah dilakukannya.

Dalam konteks kehidupan manusia, perintah Allah sering kali datang sebagai ujian. Perintah-perintah tersebut tidak selalu mudah untuk diikuti, dan seringkali menuntut pengorbanan, kerendahan hati, dan ketaatan penuh. Ayat ini mengajarkan kita bahwa setiap perintah Allah adalah ujian bagi iman dan ketundukan kita sebagai hamba-Nya.

Iblis menjawab dengan sombong, “Saya lebih baik daripadanya. Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” Jawaban Iblis ini menunjukkan akar dari semua dosa: kesombongan. Kesombongan ini bukan hanya terkait dengan penciptaannya yang dari api, tetapi juga karena merasa lebih mulia dan lebih tinggi daripada manusia yang diciptakan dari tanah.

Kesombongan ini mengajarkan kita tentang bahaya terbesar dalam kehidupan spiritual: merasa diri lebih baik daripada orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, kesombongan dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti merasa lebih pintar, lebih kuat, lebih kaya, atau lebih mulia daripada orang lain. Kesombongan ini dapat menyebabkan seseorang menolak untuk tunduk kepada perintah Allah dan meremehkan sesama makhluk.

Baca Juga:  Hina Dunia dan Ketinggian Nilai Iman: Perspektif Islam

Iblis mendasarkan penolakannya pada pandangan bahwa api lebih baik daripada tanah. Namun, jika kita renungkan lebih dalam, logika ini keliru. Tanah adalah elemen yang stabil, memberi kehidupan, dan mendukung pertumbuhan. Sementara itu, api bersifat destruktif, tidak stabil, dan bisa merusak. Ini menunjukkan bahwa Iblis tidak memahami atau tidak mau memahami hakikat penciptaan dan hikmah di baliknya.

Dalam konteks ini, Allah mengajarkan kita bahwa penilaian manusia sering kali keliru. Apa yang tampak lebih baik di mata kita belum tentu lebih baik di mata Allah. Oleh karena itu, kita harus selalu rendah hati dan tidak terburu-buru dalam menilai sesuatu hanya dari luarnya saja.

Related Posts

Leave a Comment