PROGRESIF EDITORIAL – Pada suatu malam yang damai, seorang ibu hamil bernama Fatimah binti Muhammad bin Ahmad asy-Syarif memejamkan mata dan disambut oleh sebuah mimpi yang luar biasa. Dalam mimpinya, ia mendengar suara malaikat yang merdu, “Berbahagialah, engkau akan melahirkan seorang anak istimewa yang berbeda dari yang lain.” Mimpi itu menjadi pertanda kelahiran seorang tokoh besar.
Tahun 596 H, di kota Fes, Maroko, lahirlah seorang bayi laki-laki yang dinanti-nantikan. Bayi itu adalah anak bungsu dari ulama terhormat, Syekh Ali bin Ibrahim al-Husaini. Anak itu diberi nama Ahmad, dan kelak ia akan dikenal dengan nama Syekh Ahmad al-Badawi.
Syekh Ahmad al-Badawi bukanlah sosok sembarangan. Silsilahnya terhubung langsung dengan kemuliaan. Nama lengkapnya adalah Syekh Ahmad al-Badawi bin ‘Ali bin Ibrahim bin Muhammad bin Abu Bakar bin Isma’il bin Umar bin ‘Ali bin ‘Utsman bin Husain bin Muhammad bin Musa bin Yahya bin ‘Isa bin Ali al-Hadi bin Muhammad al-Jawwad bin Hasan al-Askari bin Ja’far bin Ali ar-Ridho bin Musa al-Kadzim bin Ja’far ash-Shadiq bin Muhammad bin Ali bin Husain, putra Fathimah az-Zahrah binti Rasulillah. Ia memiliki saudara-saudari yang juga mulia, yaitu al-Hasan, Muhammad, Fathimah, Zainab, dan Ruqayyah.
Kisah keluarga ini tak lepas dari sejarah panjang dan penuh perjuangan. Dahulu, leluhurnya yang bernama Syekh Muhammad al-Jawwad terpaksa meninggalkan kota suci Makkah bersama keluarganya. Mereka mengungsi dari penindasan yang kejam dari Gubernur al-Hajjaj bin Yusuf terhadap keturunan Rasulullah. Setelah menempuh perjalanan panjang, sebagian dari keturunan Syekh Muhammad al-Jawwad akhirnya menemukan kedamaian dan menetap di perkampungan Zaqaq al-Hajr, kota Fes, Maroko. Di sanalah, garis keturunan yang mulia ini terus berlanjut, hingga melahirkan seorang ulama besar yang kisahnya abadi.
وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ
“Wallahu a’lam bishawab”
“Dan Allah Maha Mengetahui (kebenaran yang) sesungguhnya”.