PROGRESIF EDITORIAL – Bulan Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Hijriah yang sering kali diidentikkan dengan kesialan dan musibah oleh sebagian masyarakat. Namun, pandangan ini tidak memiliki dasar yang kuat dalam Al-Qur’an maupun Sunnah. Sebaliknya, Islam mengajarkan bahwa setiap bulan, termasuk Safar, adalah ciptaan Allah dan tidak ada bulan yang membawa kesialan atau keberuntungan.
Nabi Muhammad SAW menekankan bahwa tidak ada bulan yang membawa kesialan, termasuk Safar. Hal tersebut tetuang dalam hadits Rasulullah SAW di mana Beliau pernah membantah kepercayaan Arab Jahiliyah tentang bulan Safar adalah bulan sial yang artinya: “Tidak ada penyakit, tidak ada kesialan, tidak ada pengaruh buruk dari burung hantu.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Ahmad).
Mitos Seputar Bulan Safar
Di berbagai budaya, termasuk di kalangan umat Islam sendiri, terdapat beberapa mitos yang mengelilingi bulan Safar. Salah satu mitos yang terkenal adalah anggapan bahwa bulan Safar membawa sial atau kesialan.
Beberapa orang percaya bahwa melakukan kegiatan penting seperti pernikahan, memulai bisnis, atau perjalanan jauh pada bulan ini dapat mendatangkan nasib buruk.
Kepercayaan ini sebenarnya tidak berdasar dan tidak memiliki landasan dalam ajaran Islam. Rasulullah SAW sendiri telah menolak keyakinan tentang bulan sial, termasuk bulan Safar.
Dalam sebuah hadis, beliau bersabda, “Tidak ada penyakit menular, tidak ada tanda yang menunjukkan kesialan, tidak ada burung hantu, dan tidak ada bulan Safar yang membawa kesialan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menegaskan bahwa keyakinan akan kesialan bulan Safar hanyalah takhayul yang tidak seharusnya diyakini oleh umat Islam.
Fakta Seputar Bulan Safar
Di luar mitos, bulan Safar sebenarnya sama seperti bulan-bulan lain dalam kalender Islam. Tidak ada keistimewaan khusus atau larangan tertentu yang berlaku pada bulan ini. Bulan Safar adalah waktu yang normal, di mana umat Islam dapat menjalani aktivitas sehari-hari tanpa rasa takut atau cemas akan kesialan.
Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada bulan Safar adalah migrasi Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, yang dikenal sebagai Hijrah. Hijrah merupakan titik balik dalam sejarah Islam, yang menandai awal dari penanggalan Hijriyah.
Selain itu, Rasulullah menikahkan putrinya, Fatimah az-Zahra dengan sahabatnya Ali bin Abi Thalib pada bulan Safar. Pernikahan ini disambut umat Islam dengan penuh kegembiraan.
Sebagai umat Islam, penting untuk menghadapi bulan Safar dengan pemahaman yang benar berdasarkan ajaran agama. Daripada terpengaruh oleh mitos atau kepercayaan yang tidak berdasar, kita sebaiknya menjadikan bulan ini sebagai waktu untuk terus berbuat baik dan memperbanyak ibadah.
Dengan menghapuskan mitos kesialan, bulan Safar menjadi waktu yang baik untuk memperkuat tawakal (kepercayaan penuh kepada Allah) dan meningkatkan keimanan. Umat Islam diajarkan untuk selalu berserah diri kepada Allah dan tidak terpengaruh oleh keyakinan yang tidak berdasar.
Seperti bulan-bulan Islam lainya, keutamaan bulan safar tentu menjadi pemicu bagi umat Islam untuk lebih meningkatkan kedekatan dengan Allah Swt melalui ibadah-ibadah atau amalan selama bulan safar.
وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ
“Wallahu a’lam bishawab”
“Dan Allah Maha Mengetahui (kebenaran yang) sesungguhnya”.