Home Esai Penjelasan Hukum Makmum Sholat Wajib Tidak Tahu Jika Imam Sedang Sholat Sunnah!

Penjelasan Hukum Makmum Sholat Wajib Tidak Tahu Jika Imam Sedang Sholat Sunnah!

by Arundaya Maulana
Hukum Sholat/Freepik

PROGRESIF EDITORIAL – Dalam pelaksanaan sholat berjamaah, hubungan antara imam dan makmum adalah hal yang penting untuk menjaga kesempurnaan ibadah. Namun, bagaimana hukumnya jika seorang makmum berniat melaksanakan sholat wajib tetapi ternyata imam yang diikutinya sedang melaksanakan sholat sunnah? Apakah sholat tersebut sah atau harus diulang? Artikel ini akan membahas hukum masalah ini secara lengkap, disertai dalil dari Al-Qur’an, hadis sahih, serta pandangan para ulama.

Pentingnya Niat dalam Sholat

Sholat dalam Islam sangat bergantung pada niat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.”
(HR. Bukhari, no. 1; Muslim, no. 1907)

Dalam konteks ini, niat sholat wajib seorang makmum tetap sah meskipun imamnya melaksanakan sholat sunnah, asalkan makmum tersebut tidak mengetahui perbedaan niat antara dirinya dan imam. Sebab, masing-masing bertanggung jawab atas niatnya sendiri.

Para ulama berbeda pendapat mengenai apakah niat sholat imam dan makmum harus sama dalam sholat berjamaah:

  1. Pendapat Mayoritas Ulama (Mazhab Syafi’i, Maliki, dan sebagian Hanbali):
    Makmum boleh mengikuti imam meskipun niatnya berbeda. Dalam hal ini, sholat wajib makmum tetap sah walaupun imam sedang melaksanakan sholat sunnah, selama makmum tidak tahu niat imam yang berbeda. Mereka berpegang pada dalil umum tentang sholat berjamaah: “Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.”
    (QS. Al-Baqarah: 43) Ayat ini menunjukkan pentingnya berjamaah, tanpa mensyaratkan kesamaan jenis sholat antara imam dan makmum.
  2. Pendapat Mazhab Hanafi:
    Dalam mazhab Hanafi, kesesuaian niat antara imam dan makmum dianggap syarat sahnya sholat berjamaah. Oleh karena itu, jika makmum berniat sholat wajib sementara imam berniat sholat sunnah, maka sholat makmum dianggap tidak sah.

Rasulullah SAW pernah menjadi imam sholat sunnah, kemudian Mu’adz bin Jabal datang dan menjadi makmum. Setelah selesai, Mu’adz berdiri untuk menyempurnakan sholat wajibnya. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

“Mu’adz bin Jabal RA pernah sholat Isya bersama Rasulullah SAW, kemudian ia pulang ke kaumnya dan mengimami mereka sholat yang sama.”
(HR. Bukhari, no. 701)

Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengizinkan adanya perbedaan niat antara imam dan makmum, sehingga makmum tetap sah melaksanakan sholatnya meskipun niatnya berbeda dengan imam.

Hukum Ketidaktahuan Makmum

Jika makmum tidak tahu bahwa imam sedang melaksanakan sholat sunnah, maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

  1. Jika Makmum Mengetahuinya di Tengah Sholat:
    • Menurut Mazhab Syafi’i dan Maliki, sholat makmum tetap sah selama ia melanjutkan niatnya hingga selesai.
    • Jika imam selesai lebih dahulu, maka makmum harus menyempurnakan sholatnya sendiri.
  2. Jika Makmum Tidak Pernah Mengetahuinya:
    Sholatnya tetap sah karena ia melaksanakan sholat dengan niat yang benar dan tidak ada kelalaian dari pihaknya.

Pandangan Ulama Kontemporer

Dalam praktik modern, banyak ulama mempermudah hukum ini dengan menekankan pentingnya niat individu. Jika seseorang sholat berjamaah dengan niat baik dan tidak mengetahui perbedaan niat imam, maka sholatnya sah. Hal ini sejalan dengan kaidah fikih:

“Kesulitan mendatangkan kemudahan.”
(Kaedah Fikih)

Hukum makmum yang melaksanakan sholat wajib sementara imamnya melaksanakan sholat sunnah bergantung pada niat dan pengetahuan makmum. Berdasarkan mayoritas pendapat ulama:

  1. Sholat Makmum Sah:
    Selama makmum tidak tahu bahwa imamnya melaksanakan sholat sunnah, atau jika ia baru mengetahuinya setelah sholat selesai.
  2. Pentingnya Menghindari Keraguan:
    Sebaiknya seorang imam menjelaskan niat sholatnya jika ada potensi perbedaan dengan makmumnya, untuk menghindari kebingungan.
  3. Peran Niat:
    Makmum bertanggung jawab atas niatnya sendiri. Selama ia berniat sholat wajib dengan benar, maka sholatnya diterima oleh Allah SWT.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Sumber:

[1] https://www.muftiwp.gov.my/en/artikel/al-kafi-li-al-fatawi/3524-al-kafi-1309-bolehkah-imam-menunggu-makmum-di-dalam-solat

[2] https://www.youtube.com/watch?v=LH4Te_KiILY

[3] https://app.pandai.org/note/read/kssm-pi-08-04-01/kssm-f2-pi-04/solat-berjemaah-pengikat-hati

[4] https://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/THK/article/view/1097

[5] https://www.youtube.com/watch?v=BTj8zky8dV4

[6] https://www.youtube.com/watch?v=JGpNRnP5jy4

[7] https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/26331

[8] https://www.coursehero.com/file/18639632/Makalah-PAI-Shalat-Sunnah/

Related Posts

Leave a Comment

[elementor-template id="2865"]