Sebagaimana diceritakan oleh putra beliau yang pertama, KH. Aria Muhammad Ali/ Bahwa, abahnya selalu diberikan uang pesangon, kitab, dan juga cucuran berkah oleh gurunya setiap kali sowan dan belajar. Setelah Abuya wafat pada tahun 2004. KH. Agoes Ali Masyhuri mengumpulkan uang pemberian Abuya/ Dan membeli tanah yang luasnya hanya 1,3 hektar di Desa Lebo pada 2009. Disitulah beliau akhirnya membangun pesantren modern yang diberi nama Progresif Bumi Shalawat.
Penamaan ini tentu sarat akan makna dan harapan KH. Agoes Ali Masyhuri berharap dengan nama ini. Pesantren mampu untuk terus berkembang secara progresif. Serta para santrinya gemar bersholawat dan cerdas membaca realitas. Saat ini, Pesantren Progresif Bumi Shalawat telah memiliki area seluas 11 hektar. Hal ini diyakini oleh KH. Agoes Ali Masyhuri sebagai bentuk nyata dari keberkahan yang diberikan Abuya.
Pesantren selayaknya menjadi wadah bagi santrinya untuk memperluas wawasannya. Tidak hanya wawasan ilmu agama saja, tetapi juga ilmu formal dengan porsi yang seimbang. Pesantren Progresif Bumi Shalawat memiliki prinsip menciptakan lulusan yang tidak hanya kokoh dalam spiritual, tetapi juga memiliki intelektual yang mapan yang cerdas membaca realitas tentang kemajuan zaman.