Di abad 20, Kasunanan Surakarta dipimpin oleh seorang sultan yang hebat. Ia tak hanya membangun perekonomian atau kemiliteran. Tetapi, ia juga membangun jaringan pendidikan Islam yang mumpuni di seluruh wilayah kekuasaanya.
Dialah Letjen. TNI S.I.S.K.S. Sri Susuhunan Pakubuwono X. Lahir dengan nama G.R.M. Sayyidin Malikul Husna pada 29 November 1866, ia adalah putra mahkota dari Sri Susuhunan Pakubuwono IX dan K.R.Ay. Kustiyah.
Saat Sayyidin masih di dalam kandungan, ayahnya bertengkar dengan R. Ng. Bagus Burhan Ronggowarsito karena sebuah kesalahpahaman. Ronggowarsito mengatakan bahwa anaknya akan menjadi anak yang rahayu (selamat sejahtera). Namun, ayahnya mengira Ronggowarsito mengatakan bahwa anaknya akan menjadi anak yang ayu (cantik, artinya anak perempuan).
Sejak kecil, Sayyidin dididik menjadi pribadi yang beradab luhur, taat beragama, dan berotak encer. Akhirnya, Sayyidin memiliki bekal yang cukup ketika diangkat menjadi sultan dengan gelar “Sri Maharaja Sahandhap Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Ingkang Minulya saha Ingkang Wicaksana Kangjeng Susuhunan Pakubuwana Senapati ing Alaga Abdurrahman Sayyidin Panatagama Ingkang Jumeneng kaping Sadasa ing Nagari Surakarta Hadiningrat”.