Home Seputar Islam Apa itu Malam Nifsu Sya’ban?

Apa itu Malam Nifsu Sya’ban?

by Farrel Dimas Saputra

Sebelum Ramadhan datang, umat Muslim akan menyambut bulan Syaban terlebih dahulu. Di bulan ini, terdapat satu malam istimewa yang disebut Nisfu Syaban. Banyak yang meyakini pada malam tersebut Allah membuka pintu rezeki dan ampunan seluas-luasnya.

Dalam beberapa hadits, Rasulullah SAW menerangkan tentang keutamaan malam Nisfu Syaban. Berbagai peristiwa penting juga terjadi saat Nisfu Syaban.

Disebutkan dalam salah satu sebuah hadits, “Sesungguhnya Allah memperhatikan makhluk-makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban maka Allah mengampuni hamba-hamba-Nya, kecuali dua (golongan) yaitu orang yang bermusuhan dan orang yang membunuh dirinya sendiri.” (HR. Ahmad)

Sebenarnya, Ada beberapa keutamaan malam Nisfu Syaban yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW melalui beberapa hadits. Salah satunya yakni sebagai waktu yang ditetapkan untuk mencatat amal kebaikan manusia.

Peringatan malam Nisfu Syaban, khususnya di Indonesia, sudah menjadi semacam tradisi yang melekat dari generasi ke generasi. Mengutip buku Mana Dalil Malam Nishfu Sya’ban tulisan Ust Ma’ruf Khozin, sebagian ulama menyebutkan bahwa amaliyah malam Nisfu Syaban pertama kali dilakukan oleh kalangan Tabi’in di Syam.

Para Ulama Syam biasanya berbeda-beda dalam melakukan ibadahnya. Ada yang menganjurkan ibadah dilakukan secara berjamaah di masjid, memakai pakaian terbaik, dan memakai celak mata. Ada pula yang lebih menganjurkan seseorang sholat sendirian di malam tersebut.

Berbeda dengan Umat Muslim di Tanah Air yang biasanya menghidupkan malam Nisfu Syaban dengan melakukan berbagai amalan secara khusyu, seperti sholat Nisfu Syaban, dzikir, membaca surat Yasin, dan sebagainya.

Dilansir dari laman NU, Senin (6/2/2023) Al-Imam Al-Qasthalani menjelaskan awal mula adanya peringatan malam Nisfu Syaban dalam kitabnya Al-Mawahib Al-Laduniyah sebagai berikut:

وقد كان التابعون من أهل الشام، كخالد بن معدان، ومكحول يجتهدون ليلة النصف من شعبان فى العبادة، وعنهم أخذ الناس تعظيمها، ويقال: إنه بلغهم فى ذلك آثار إسرائيلية، فلما اشتهر ذلك عنهم اختلف الناس، فمنهم من قبله منهم، وقد أنكر ذلك أكثر العلماء من أهل الحجاز، منهم عطاء، وابن أبى مليكة، ونقله عبد الرحمن بن زيد بن أسلم عن فقهاء أهل المدينة، وهو قول أصحاب مالك وغيرهم، وقالوا: ذلك كله بدعة

Baca Juga:  Etika dan Hukum Mengambil Sandal di Masjid: Pandangan Islam Berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis Shahih

Artinya: “Tabi’in tanah Syam seperti Khalid bin Ma’dan dan Makhul, mereka bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam Nisfu Sya’ban. Nah dari mereka inilah orang-orang kemudian ikut mengagungkan malam Nisfu Syaban. Dikatakan, bahwa telah sampai kepada mereka atsar israiliyat (kabar atau cerita yang bersumber dari ahli kitab, Yahudi dan Nasrani yang telah masuk Islam) tentang hal tersebut.

Kemudian ketika perayaan malam Nisfu Syaban viral, orang-orang berbeda pandangan menanggapinya. Sebagian menerima, dan sebagian lain mengingkarinya.

 Mereka yang mengingkari adalah mayoritas ulama Hijaz, termasuk dari mereka Atha’ dan Ibnu Abi Malikah. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari kalangan fuqaha’ Madinah menukil pendapat bahwa perayaan malam Nisfu Sya’ban seluruhnya adalah bid’ah. Ini juga merupakan pendapat Ashab Maliki dan ulama selainnya.

Wallahu A’lam Bishawb

Related Posts

Leave a Comment