Home Opini Bagaimana Menghadapi Zuriat Rasulullah Yang Menyimpang?

Bagaimana Menghadapi Zuriat Rasulullah Yang Menyimpang?

by Abdul Wahid Tamimi

Sebagai orang yang di darahnya mengalir darah suci kekasih Allah yang mulia, para habaib dituntut untuk menyamai leluhurnya. Mereka dituntut untuk menempuh pendidikan agama setinggi langit. Bahkan, tak jarang para bibit habaib muda dikirim menuju Yaman, Mesir, dan negara Arab lainnya untuk memperdalam ilmu agama.

Namun, mulianya nasab ternyata tak menjamin mereka menyamai leluhurnya. Tak ayal bila beberapa habaib seakan keluar dari jalan lurus yang telah ditempuh para leluhurnya. Mereka bergabung dengan kelompok Islam yang liberal, ekstrem, bahkan sesat.

Kontroversi yang dibuat oleh para habaib terkadang menimbulkan rasa benci dan rasa tidak hormat di antara masyarakat. Mereka bahkan membuat narasi untuk menjatuhkan harkat dan martabat para habaib. Parahnya, mereka yang sejak dulu menaruh benci pada Islam akhirnya muncul dan meneruskan penghinaan kepada Rasulullah, leluhur mereka yang suci dan mulia.

Padahal, tertera jelas di dalam kitab hadis Imam ath-Thabrani dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

لو أنّ رجلا صفن بين الركن والمقام وصلى وصام، ثمّ مات وهو مبغض لأهل بيت محمد صلى الله عليه وسلم ورضي عنهم دخل النار.

“Bila seorang pria berdiri antara Hajar aswad dan Maqam Ibrahim melakukan sholat dan puasa, kemudian meninggal dunia sedangkan ia membenci keluarga Rasulullah, maka ia pasti akan masuk neraka”.

Baca Juga:  Antara Sulap dan Sihir

Related Posts

Leave a Comment