Kata seorang wanita yang lain, “Aku pernah melakukan ibadah haji bersamaan waktunya dengan Rasulullah.” Dan ketika diminta untuk melukiskan keadaan nabinya itu, ia menjawab singkat, “Bagaikan bulan purnama yang sebagus dia belum pernah melihatnya.” (HR. Tirmidzi)
Demikianlah riwayat-riwayat sahabat tentang ciri fisik Nabi Saw. Meski demikian, keterangan mereka tentang rupa Nabi tidak sampai menggambarkan yang sejatinya. Hal ini dikarenakan wajah beliau penuh keagungan, kewibawaan, sehingga tak ada yang berani menatap lama-lama wajah beliau. Karena itulah, yang bisa melukiskan detail wajah beliau adalah mereka yang saat kecil memiliki kedekatan dengan Nabi, seperti Anas bin Malik, Ali bin Abi Thalib, Hindun bin Abi Halah.
Sesudah menghadap Nabi pertama kalinya, Amr bin Ash berkata, “Tak sanggup saya menatap wajahnya. Sekiranya orang bertanya kepadaku tentang keadaan beliau secara jelas, tentu tak mampu aku menceritakannya sebab mataku tak mampu melihatnya dengan sepenuhnya.” (HR. Muslim)
Imam Al-Qurthubi berkata, “Tak mungkin tampak dengan jelas keindahan Nabi Saw., sebab pengelihatan kita tak akan sanggup menatap wajahnya sepenuhnya.”
Karena keindahan rupa Nabi Saw., menurut Sayyid Alwi Al-Maliki dalam Muhammad Saw. Al-Insan Al-Kamil, dimahkotai dua perkara besar, yaitu wibawa yang penuh keagungan dan cahaya yang terang benderang.
Maka tentang keindahan Nabi Saw. penyair besar Imam Al-Bushiri berkata, “Siapa pun tak dapat menandingi keindahannya. Keindahan nan tunggal memang tak mungkin terbagi.”
Wallahu A’lam
Penulis: Nur Alamsyah (Pengajar Pesantren Progresif Bumi Shalawat)