Home Opini Kenapa Harus Mondok? Ternyata Banyak Manfaat!

Kenapa Harus Mondok? Ternyata Banyak Manfaat!

by Arundaya Maulana

PROGRESIF EDITORIAL – Santri secara umum adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren. Santri biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai.

Biasanya, santri setelah menyelesaikan masa belajarnya di pesantren, mereka akan mengabdi ke pesantren dengan menjadi pengurus.

Dengan mondok di pesantren dapat membangun relasi kita dengan banyak orang dari berbagai daerah. Dewasa ini telah terjadi banyak perilaku lalai terhadap syariat agama islam yang tentunya tidak akan dijumpai di lingkungan pesantren.

Mondok artinya tinggal di asrama atau bilik yang disediakan oleh pesantren, yang di dalamnya harus mengikuti kegiatan belajar di madrasah dan juga kegiatan di luar jam sekolah, yakni kegiatan pesantren.

Kapan kita boleh mondok? Tidak ada batasan waktu dan usia untuk mondok di pesantren, yang muda dan yang tua semuanya menjadi satu belajar di pesantren. Karena untuk menuntut ilmu tidak ada batas umurnya.

Banyak pesantren yang dapat kita pilih untuk mondok, seperti Pondok Pesantren Mambaus Sholihin, Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, dan Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat. 

Bagaimana jika tidak betah di pondok? Tenang inilah tips agar nyaman menimba ilmu di pondok pesantren, dikutip dari NU online :

1. Niat menjadi modal yang kuat.

Keberadaan niat dalam menuntut ilmu agama menjadi pondasi awal yang harus ditekankan pada seorang anak atau orang tua yang ingin menitipkan anaknya tinggal di pondok pesantren.

Niat ini tentu saja paling penting menghilangkan kebodohan. Tak peduli masa depannya akan jadi apa, haruslah diyakini bahwa ilmu membuat semuanya menjadi mudah.

Bahkan hadits paling shahih dalam Kitab Arbain Nawawiyah terdapat sabda Rasulullah saw yang berbunyi “Innamal A’malu Binniyat” artinya, sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya.

2. Patuhi aturan awal membentuk kesadaran. 

Peraturan ini biasanya berkaitan dengan larangan-larangan membawa telepon genggam, memakai celana ketat, bermain game, berpacaran, sampai larangan merokok bagi yang masih sekolah.

Adanya aturan tersebut dibuat tidak lain agar menciptakan keteraturan sosial sehingga nantinya setiap orang yang tinggal di pondok pesantren membentuk kesadaran.

Baca Juga:  Duhai Agamaku, Bangunlah dari Tidur Panjangmu!

Meskipun setiap pesantren memiliki aturan yang tidak dapat digeneralisasikan, biasanya ada bentuk pelanggaran yang diberikan ta’zir (hukuman). Jikalau hukuman ini dilakukan, seseorang biasanya menjadikan alasan tidak betah untuk tinggal di pondok pesantren.

3. Mendengarkan perkataan kyai agar semuanya memiliki arti. 

Ketika awal tinggal di pesantren biasanya ada nasihat-nasihat yang disampaikan oleh kiai ataupun dewan asatidz terkait dengan tanggung jawab sekaligus kewajiban yang harus dilakukan.

Perihal ini menjadi bagian penting harus dijalankan, pasalnya untuk bisa betah dan berkah selama tinggal di pesantren salah satunya dengan bersikap sami’na wa atho’na (kami mendengar dan kami taat).

4. Aktif dalam kegiatan menjadi modal kenyamanan. 

Banyak bentuk kegiatan yang ada di pondok pesantren, mulai dari kegiatan yang wajib dilakukan santri seperti hafalan, lalaran, dan lainnya.

Adapun kegiatan tambahan, contohnya bersih-bersih lingkungan pesantren (ro`an), olahraga, pramuka, maupun seni hadoroh.

Semua kegiatan yang ada ini menjadi modal untuk menciptakan kenyamanan sekaligus memberikan dorongan untuk saling mengenal satu sama lain.

Jika tidak ada kesibukan langkah mudah untuk betah tinggal di pesantren ialah mengikuti kegiatan tersebut, tentu dengan catatan semua kegiatan tambahan dikerjakan setelah kegiatan wajib dilakukan.

5. Suka menyendiri membuat hidupmu sepi. 

Bagian ini barangkali terjadi ketika awal-awal tinggal di pesantren, khususnya untuk pemula. Dimana tanda anak tidak betah di pesantren biasanya suka sendirian tatkala selesai mengaji ataupun shalat berjama’ah.

Padahal jika disadari, sikap kesendirian tidak menjadikan pribadi yang lebih baik malah sebaliknya menjadi pribadi yang tertutup. Sebagai bagian dari makhluk sosial tentu saja, semua orang membutuhkan hubungan pertemanan.

Sehingga langkah agar betah di pesantren jangan pernah berpikir bahwa hanya kamu saja yang memiliki beban, semuanya punya permasalahan namun diatasi dengan menjalin hubungan pertemanan.

6.  Orang tua di rumah membuat semangat bertambah. 

Tak ada orang tua yang menginginkan anaknya untuk gagal dalam menjalani kehidupan. Semua orang tua berkeinginan agar keturunannya bisa lebih baik. Salah satu dilakukannya ialah dengan menitipkan anaknya tinggal di pondok pesantren.

Baca Juga:  Sejarah Penanggalan Tahun Baru Islam dan Fakta dibaliknya

Korelasinya dengan hal tersebut setidaknya bagi anak yang berbakti, ketika terbesit bosan tinggal di pesantren dan ingin kabur haruslah mengingat perjuangan yang telah orang tua lakukan.

Perjuangan ini bukan hanya sebatas materi namun do’a-do’a yang dilakukan keduanya setiap hari.

7. Sikap penerimaan agar tidak ada penyesalan

Ketetapan Allah yang membuatmu diharuskan tinggal di pondok pesantren sejatinya menjadi bagian awal dari hidayah yang diberikan.

Di pesantren inilah karakter dan kepribadian dibentuk, mulai cara bersikap, berucap, sampai dengan bertindak. Semuanya pasti bermanfaat untuk masa depan.

Maka, tak ayal lagi yang harus diingat, tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama.

Sebagai santri harus menyadari bahwa ia menjadi orang terpilih, sehingga konsekuensinya berusaha bersabar dan menikmati keadaan agar kedepan tidak ada penyesalan.

Related Posts

Leave a Comment