Home Dawuh Kyai Istiqomah: Kunci Keberhasilan dalam Berpegang Teguh pada Ajaran Islam

Istiqomah: Kunci Keberhasilan dalam Berpegang Teguh pada Ajaran Islam

by Arundaya Maulana
Keteguhan Iman/Freepik

PROGRESIF EDITORIAL – Istiqomah adalah sebuah konsep yang sangat penting dalam Islam. Istiqomah mencakup keteguhan hati dan konsistensi dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. Ini adalah sifat yang harus dimiliki oleh setiap Muslim yang ingin tetap berada di jalan yang lurus dan mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Istiqomah bukan hanya tentang bertahan dalam ketaatan, tetapi juga tentang berusaha secara terus-menerus untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh aspek utama dari istiqomah yang harus dijaga oleh setiap Muslim.

1. Berpegang Teguh kepada Allah

Berpegang teguh kepada Allah adalah fondasi dari istiqomah. Ini berarti bahwa seorang Muslim harus selalu mengandalkan Allah dalam setiap aspek kehidupannya dan tidak tergoda oleh godaan dunia. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka tetap istiqomah, tidak ada ketakutan atas mereka, dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Ahqaf: 13)

Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang yang berpegang teguh kepada Allah dan tetap istiqomah akan mendapatkan ketenangan dalam hidup mereka. Mereka tidak akan merasa takut atau bersedih hati karena mereka tahu bahwa Allah selalu bersama mereka.

2. Bergegas Taat kepada Allah

Istiqomah juga mencakup kecepatan dan kesungguhan dalam berbuat kebaikan dan taat kepada Allah. Ketika ada kesempatan untuk melakukan kebaikan, seorang Muslim harus segera melakukannya tanpa menunda-nunda. Rasulullah SAW bersabda:

“Bersegeralah kamu untuk melakukan amal sebelum datangnya fitnah seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita.” (HR. Muslim)

Hadis ini mengingatkan kita bahwa kita harus selalu siap untuk berbuat baik dan tidak menunda-nunda ketaatan kepada Allah. Ketika kita segera merespon panggilan kebaikan, kita akan lebih mudah untuk menjaga istiqomah dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup

Al-Qur’an adalah sumber utama petunjuk bagi umat Islam. Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup adalah salah satu bentuk istiqomah yang paling penting. Dalam surah Al-Baqarah, Allah berfirman:

Baca Juga:  Ndresmo, Warisan Sayyid Sulaiman di Kota Pahlawan

“Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 1-2)

Al-Qur’an memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana seorang Muslim harus menjalani kehidupannya. Dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman, seorang Muslim akan selalu berada di jalan yang lurus dan terhindar dari kesesatan.

4. Ikhlas dan Bersungguh-sungguh kepada Allah

Ikhlas adalah syarat utama diterimanya amal oleh Allah SWT. Seorang Muslim harus melakukan segala sesuatu semata-mata karena Allah, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau keuntungan duniawi. Allah SWT berfirman:

“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)

Ayat ini menekankan pentingnya ikhlas dan bersungguh-sungguh dalam mencari ridha Allah. Ketika seorang Muslim melakukan amal dengan ikhlas, Allah akan membimbingnya menuju jalan yang benar.

5. Mencari Ilmu dan Bertakwa

Mencari ilmu adalah bagian dari istiqomah, karena dengan ilmu seorang Muslim dapat mengetahui apa yang benar dan apa yang salah. Ilmu juga membantu seorang Muslim untuk meningkatkan ketakwaannya kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Ilmu yang didasarkan pada ketakwaan kepada Allah akan membawa seorang Muslim kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dengan ilmu, seseorang dapat memahami ajaran Islam dengan lebih baik dan mengamalkannya dengan istiqomah.

6. Rajin Berdoa

Doa adalah senjata utama seorang Muslim dalam menjaga istiqomah. Melalui doa, seorang Muslim dapat memohon pertolongan dan bimbingan dari Allah dalam menjalani hidup ini. Allah SWT berfirman:

“Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.'” (QS. Ghafir: 60)

Dengan rajin berdoa, seorang Muslim akan selalu merasa dekat dengan Allah dan mendapat kekuatan untuk tetap istiqomah. Doa juga membantu dalam menjaga hati agar selalu fokus pada Allah dan menjauhi godaan dunia.

7. Bersahabat dengan Orang Shalih

Baca Juga:  5 Doa Pendek yang dianjurkan Rasulullah Agar Selamat Dunia Akhirat

Lingkungan sangat mempengaruhi kualitas iman dan ketaatan seseorang. Oleh karena itu, bersahabat dengan orang-orang shalih adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga istiqomah. Rasulullah SAW bersabda:

“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti pembawa minyak wangi dan pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin memberimu minyak wangi atau kamu membeli darinya, atau setidaknya kamu mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi ia membakar pakaianmu atau kamu mendapatkan bau yang tidak enak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya memilih teman yang baik. Teman yang shalih akan selalu mendorong kita untuk melakukan kebaikan dan menjauhi kemaksiatan, sehingga kita bisa tetap istiqomah dalam beribadah.

Istiqomah adalah sebuah perjalanan yang membutuhkan kesungguhan, komitmen, dan dukungan dari lingkungan yang baik. Berpegang teguh kepada Allah, bergegas dalam ketaatan, menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, ikhlas dalam beramal, mencari ilmu dan bertakwa, rajin berdoa, dan bersahabat dengan orang shalih adalah tujuh aspek penting dari istiqomah yang harus dijaga oleh setiap Muslim. Dengan menjaga istiqomah, kita akan mendapatkan ketenangan, keberkahan, dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Semoga Allah SWT selalu memberikan kita kekuatan untuk tetap istiqomah dalam menjalani kehidupan ini.

Sumber: Pengajian Rutin Senin “Nderek Abah Yai”, Agustus (2024).

Related Posts

Leave a Comment