Home Tokoh Khalid Bin Walid, Sang Sayf Allah al-Maslul

Khalid Bin Walid, Sang Sayf Allah al-Maslul

by Farrel Dimas Saputra

Taktik yang Khalid gunakan adalah memanfaatkan kelemahan musuh. Ketika kaum muslimin berlomba-lomba mengambil harta rampasan perang karena menganggap musuh kalah, dari arah belakang pasukan Khalid menyerang balik kaum muslimin secara mendadak.

Serangan itu membuat pasukan muslimin kalah telak dan kemenangan menjadi milik kaum Quraisy. Namun, saat itu Nabi Muhammad SAW selalu berdoa supaya Khalid memeluk Islam. Terlebih lagi, ia tumbuh menjadi seorang pemimpin prajurit yang berpengaruh.

Ketika pecah Perang Khandaq pada tahun 627, Khalid mendapat tugas untuk membunuh Nabi Muhammad SAW dan hampir saja berhasil menjalankan misinya.

Setelah perang Khandaq selesai, Khalid mendapat surat dari saudaranya yang telah dahulu memeluk Islam. Di dalam suratnya itu, saudaranya menceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW memuji kekuatan dan kecerdikan taktik militernya.

Saat membaca surat tersebut, Khalid sangat tertegun dan langsung menemui Nabi Muhammad SAW di Madinah. Ia pun masuk Islam saat itu juga. Setelah resmi memeluk Islam, Khalid kembali ke Mekkah dan mengumumkan akan ikut bersama Nabi Muhammad SAW.

Seluruh masyarakat Mekkah kaget dengan pengumuman itu, bahkan keluarga dekat dan para petinggi kafir Quraisy menentang keputusannya. Namun, Khalid telah mantap hatinya untuk bergabung dengan barisan Islam di bawah pimpinan Nabi Muhammad SAW.

Setelah itu, Khalid kembali ke Madinah di mana ia ditunjuk oleh Nabi Muhammad SAW sebagai panglima militer pasukan Islam. Khalid menjadi panglima militer Islam dari era Nabi Muhammad SAW hingga era Khalifah Umar bin Khattab.

Pada era Nabi Muhammad SAW, pertempuran yang dipimpin oleh Khalid bin Walid ialah Perang Mu’tah, pembebasan Mekkah, Pertempuran Hunain, Pengepungan Thaif, Pertempuran Tabuk, dan Haji Wada’.

Baca Juga:  Khairuddin Barbarosa, Laksamana Laut Muslim Paling ditakuti Eropa

Related Posts

Leave a Comment