Sang Proklamator pernah berkata :
“Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah” atau yang kerap kita kenal dengan JAS MERAH.
Sejarah telah mencatat, seluruh pejuang kemerdekaan Indonesia tidak ingin melepaskan diri dari peran para ulama di pesantren. Hal ini dibuktikan ketika para pejuang nasionalis seperti Bung Karno, Jenderal Soedirman, Bung Tomo, dan lain-lain senantiasa sowan kepada beliau KH Muhammad Hasyim Asy’ari dalam memutuskan segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan bangsa dan negara. Meminta nasihat, saran, dan masukan para kiai bagi para pejuang merupakan hal penting karena segala sesuatunya tidak terlepas dari Rahmat dan Ridho Allah SWT.
Hal ini relevan dilakukan karena para ulama merupakan hamba yang paling dekat dengan Allah SWT. Peristiwa ini terjadi ketika Bung Karno, dan kawan-kawan hendak memproklamasikan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia. Tiga bulan sebelum proklamasi kemerdekaan, Bung Karno sowan kepada KH Muhammad Hasyim Asy’ari.
KH Muhammad Hasyim Asy’ari memberi masukan, hendaknya proklamasi dilakukan hari Jumat pada Ramadhan. Jumat itu Sayyidul Ayyam (penghulunya hari), sedangkan Ramadhan itu Sayyidus Syuhur (penghulunya bulan). Hari itu tepat 9 Ramadhan 1364 H, bertepatan dengan 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Ir Soekarno dan Drs. Moh Hatta di Jakarta.
Kilas Balik 9 Ramadhan 1364 H
200
previous post