معاشر المسلمين رحمكم الله
Rosululloh mengajarkan kepada kita, bahwa bila urusan duniawi, jangan mengambil tolak ukur terhadap orang yang lebih kaya dan lebih berada. Kalau yang dipandang adalah orang kaya, maka akan menumbuhkan sifat-sifat yang tidak terpuji, seperti iri dan dengki, juga membuat kita tidak mudah bersyukur dan “kurang nrimo” atas rizki yang telah dibagikan Alloh kepada kita. Dan yang lebih mengkhawatirkan lagi yaitu tumbuhnya jiwa yang berupaya dan berusaha mendapat harta sebanyak-banyaknya tanpa memperdulikan apakah cara yang ditempuh itu halal atau tidak, sehingga perjudian marak dimana-mana, serta bermacam-macam pula modelnya. Pencurian terjadi, tak lagi memandang rasa kasihan. Perampokan menggila dan penipuan menjadi merajalela. Sedangkan bagi yang punya jabatan, dari tingkat terkecil sampai tingkat yang besar, ada saja cara mengambil pungutan-pungutan yang tidak semestinya dengan berdalih administrasi.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Sedangkan dalam urusan agama, Rosululloh mengajak kita mencari Uswah Hasanah, teladan yang baik, bukan dengan melihat orang yang agamanya lebih rendah. Jangan melihat si A yang sholatnya jarang-jarang, sehingga kita yang lima waktunya istiqomah, merasa tidak perlu sholat sunnah. Jangan melihat si B yang pelitnya Masya Alloh, sehingga kita yang telah menjadi donator disebuah lembaga jadi malas bershodaqoh. Jangan pula melihat si C yang menjadi penunggu jembatan, sehingga kita merasa tidak perlu beriktikaf di masjid asal sholat di rumah saja. Tapi lihatlah Ustadz A, yang Qobliyah ba’diyahnya seakan telah menjadi kewajiban. Lihatlah Kiai B, yang sebelum shubuh sudah ada dibaris terdepan di dalam masjid tanpa menghentikan alunan dzikir di bibirnya. Lihatlah pula juragan C, yang walaupun telah menjadi donator tetap di sana sini, membagikan zakat setiap tahun, tapi tetap ringan tangan bershodaqoh kepada siapa saja.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Maka sebenarnya, hakikat menyambut tahun baru ini bukan hanya dengan kegembiraan. Tapi lebih pada kualitas instropeksi diri. Bahwa terlewatinya hari demi hari, bulan demi bulan sampai tahun demi tahun adalah harus dengan tujuan menjadi insane yang lebih baik, bersemboyan
يومنا هذا خير من أمسنا
Hari ini lebih baik daripada kemarin. Yang perlu diingat dan di camkan dalam hati kita, bahwa dengan bertambahnya tahun maka berkuranglah umur kita. Dan bila kita melewatinya dengan hanya tidur dan terlena dengan dunia yang fana ini, maka merugilah hidup kita. Seharusnya, kita bisa menempatkan diri dengan baik. Mencari bekal duniawi dengan sungguh-sungguh tanpa lupa mencari bekal untuk akhiratnya. Dalam syair Arab disebutkan :
صاح شمر ولا تزل ذاكر الموت فنسيانه ضلال مبين
“ Kawan, singsingkan lengan bajumu jangan engkau melupakan kematian, sebab dengan melupakannya kamu dalam kesesatan yang jelas “
معاشر المسلمين رحمكم الله
Di akhir khutbah kali ini, sekali lagi mari kita berusaha sekuat tenaga memperbaiki, memperkuat dan mempertahankan keimanan kita, lalu kita teguhkan dengan bekal Taqwa kepada Alloh dengan sungguh-sungguh, agar kita menjadi pribadi muslim yang senantiasa mendapat ridlo dan rahmat Alloh. Tercatat sebagai umat yang ternaungi bendera Nabi Muhammad sehingga nantinya mendapatkan Syafa’at dari beliau di hari kiamat.
Demikian tadi apa yang dapat saya sampaikan dalam khutbah kali ini, marilah kita berdo’a, meminta kepada Alloh, semoga amal perbuatan baik kita di terima di sisiNya, dan dosa-dosa kita di ampuni. Semoga Alloh senantiasa memberikan kesehatan pada kita, rizki yang melimpah dan barokah, ilmu yang penuh manfaat, keluarga bahagia yang sakinah dan khusnul khotimah.
إن أحسن ما قرأه العبد وتلاه. كلام من منّ علينا بسيد أنبياه. والله سبحانه وتعالى يقول. وبقوله يهتدي المهتدون. وإذا قرئ القرآن فاستمعوا له وأنصتوا لعلكم ترحمون . أعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بارك الله لي لكم في القرآن العظيم , ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات و الذكر الحكيم , وتقبل مني ومنكم تلاوته , إنه تعالى جواد كريم , ملك برّ رؤف رحيم .