Menjadi Dermawan Tanpa Menunggu Kaya: Meraih Keberkahan Hidup dan Setelah Mati

by Arundaya Maulana
2 minutes read
Keberkahan Hidup/Freepik

3. Menghadapi Kesulitan: Jangan Mengingat Allah Hanya di Saat Kepepet

Ojok sampek dadi wong pas kepepet baru ‘Allah.. Allah’. Dikei waras titik wes lali.

Peringatan ini mengingatkan kita untuk tidak hanya mengingat Allah di saat kita terdesak atau berada dalam kesulitan. Terkadang, manusia hanya mengingat Allah ketika sedang menghadapi musibah atau kesusahan, tetapi melupakan-Nya ketika keadaan membaik. Hal ini merupakan sifat manusia yang sering kali dikritik dalam Al-Qur’an:

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali (ke jalan yang sesat) seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya.” (QS. Yunus: 12)

Sikap ini adalah cerminan dari ketidakikhlasan dalam mengingat Allah. Padahal, manusia diciptakan untuk selalu berada dalam ketergantungan kepada-Nya, baik dalam keadaan senang maupun susah. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa penting untuk selalu mengingat Allah, sebagaimana dalam hadis:

“Kenalilah Allah di waktu lapang, niscaya Allah akan mengenalimu di waktu sempit.” (HR. Tirmidzi)

Artinya, ketika kita senantiasa mengingat Allah di saat senang, maka Allah akan memudahkan urusan kita di saat susah. Ingatan kepada Allah haruslah menjadi rutinitas harian, bukan hanya ketika kita berada dalam tekanan atau kesulitan.

Dari dawuh ini, kita bisa memahami bahwa keberkahan hidup terletak pada sikap kita dalam menghadapi dunia. Kedermawanan adalah kunci untuk meraih keberkahan yang luar biasa, tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Jangan menunggu kaya untuk memberi, karena yang paling penting adalah ketulusan hati. Selain itu, ingatlah Allah dalam setiap keadaan, bukan hanya ketika kita berada dalam kesulitan. Jika kita bisa menjalankan nasihat ini dengan ikhlas, insya Allah kita akan hidup dengan penuh keberkahan, mati dengan keramat, dan mendapatkan kemuliaan di hadapan Allah SWT setelah meninggalkan dunia ini.

Sumber: Pengajian ‘Rutin’ Senin bersama KH. Agoes Ali Masyhuri, September (2024).

Related Posts