PROGRESIF EDITORIAL – KH. Agoes Ali Masyhuri dalam dawuhnya mengajarkan hikmah mendalam tentang arti menolong dan kedermawanan dalam Islam. Beliau berkata, “Pada saat kita menolong orang, pada saat yang sama kita menolong diri sendiri.” serta “Disaat kita melakukan sesuatu untuk orang lain, di saat itu juga kita melakukan sesuatu untuk diri kita.”. Di samping itu, beliau menegaskan, “Orang yang dermawan (loman), dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, jauh dari neraka.” Dawuh ini mengandung pelajaran tentang bagaimana kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain adalah kebaikan yang kita kembalikan kepada diri sendiri. Prinsip ini sangat erat kaitannya dengan ajaran Islam yang memotivasi umat untuk selalu berbuat baik kepada sesama.
Menolong Orang Lain: Investasi untuk Diri Sendiri
Dalam Islam, menolong orang lain bukan hanya amal ibadah yang mendapat pahala, tetapi juga menjadi sarana perbaikan diri. Setiap kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain, pada hakikatnya adalah kebaikan yang akan kembali kepada kita. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an:
“Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri.” (QS. Al-Isra’: 7).
Ayat ini menunjukkan bahwa setiap tindakan kebaikan yang dilakukan seorang Muslim, dampaknya akan kembali kepada dirinya sendiri. Saat kita menolong orang lain, Allah SWT mempersiapkan balasan yang lebih baik, baik dalam bentuk ketenangan hati, kemudahan urusan, maupun pahala di akhirat.
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Barangsiapa memudahkan (kesulitan) seseorang yang sedang dalam kesusahan, Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim).
Hadis ini mengingatkan bahwa menolong sesama akan membuat hidup kita dipermudah oleh Allah. Maka, setiap kebaikan yang diberikan kepada orang lain adalah cerminan dari kepedulian terhadap diri sendiri, karena Allah menjanjikan balasan yang setimpal bahkan lebih besar.
Kedermawanan: Jalan Menuju Surga
Dawuh KH. Agoes Ali Masyhuri yang mengatakan bahwa “Orang yang dermawan (loman), dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, jauh dari neraka,” mencerminkan ajaran Islam tentang pentingnya berbagi. Dermawan adalah sikap yang membawa banyak keberkahan, baik dalam hubungan dengan Allah, sesama manusia, maupun kehidupan akhirat.
Kedermawanan adalah salah satu akhlak mulia yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, beliau bersabda:
“Orang yang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang pelit jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia, dan dekat dengan neraka.” (HR. Tirmidzi).
Hadis ini menggarisbawahi pentingnya sikap dermawan dalam hubungan spiritual dan sosial. Orang yang murah hati akan dicintai oleh Allah dan manusia, serta mendapatkan tempat di surga.
Al-Qur’an juga menekankan pentingnya berbagi dan kedermawanan dalam berbagai ayat, salah satunya:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Baqarah: 261).
Ayat ini mengajarkan bahwa kedermawanan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT, tidak hanya sekadar materi yang hilang, melainkan akan memberikan hasil yang berlipat-lipat di akhirat.
Kebaikan yang Mengalir Kembali
Prinsip bahwa “Disaat kita melakukan sesuatu untuk orang lain, di saat itu juga kita melakukan sesuatu untuk diri kita” bukan hanya sekadar ungkapan. Dalam perspektif Islam, segala amal yang ditujukan untuk kebaikan orang lain pada akhirnya akan kembali kepada pelakunya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya).” (QS. Az-Zalzalah: 7).
Balasan ini bukan hanya di akhirat, tetapi sering kali Allah memberi kebaikan kepada hamba-Nya di dunia, baik dalam bentuk kemudahan, keberkahan rezeki, atau ketenangan jiwa. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah sedekah itu mengurangi harta.” (HR. Muslim).
Hadis ini menegaskan bahwa kedermawanan tidak pernah membuat seseorang miskin. Justru dengan memberi, seseorang akan mendapatkan lebih banyak keberkahan dalam hidupnya.
Dawuh KH. Agoes Ali Masyhuri mengandung pelajaran penting tentang bagaimana kebaikan dan kedermawanan yang kita lakukan kepada orang lain adalah bentuk menolong diri kita sendiri. Menolong orang lain mendatangkan keberkahan, menambah hubungan baik dengan sesama, dan membuat kita semakin dekat dengan Allah. Dalam Islam, dermawan adalah jalan menuju surga, sedangkan kekikiran hanya akan membawa seseorang menjauh dari Allah dan dari kehidupan yang baik. Semoga kita semua dapat menjadi hamba yang senantiasa menolong sesama, bersikap dermawan, dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
Sumber: Pengajian ‘Rutin’ Senin bersama KH. Agoes Ali Masyhuri, September (2024).