Home » Tokoh » Menteladani sosok imam nawawi : ulama besar yang hidupnya membujang

Menteladani sosok imam nawawi : ulama besar yang hidupnya membujang

by Arventza Martins
3 minutes read
Menegenal imam nawawi / Freepik

PROGRESIF EDITORIAL – Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria Muhyi ad-Din Yahya bin Syaraf bin Muri bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jam’ah bin Hizam an-Nawawi ad-Dimasyqi, atau lebih dikenal sebagai Imam Nawawi, adalah salah seorang ulama besar mazhab syafi’i. Ia lahir di desa Nawa, dekat kota Damaskus, pada tahun 631 H dan wafat pada tahun 24 Rajab 676 H. Kedua tempat tersebut kemudian menjadi nisbat nama dia, an-Nawawi ad-Dimasyqi. Ia adalah seorang pemikir muslim di bidang fiqih dan hadits.

Imam Nawawi pindah ke Damaskus pada tahun 649 H dan tinggal di distrik Rawahibiyah. Di tempat ini dia belajar dan sanggup menghafal kitab at-Tanbih hanya dalam waktu empat setengah bulan. Kemudian dia menghafal kitab al-Muhadzdzabb pada bulan-bulan yang tersisa dari tahun tersebut, di bawah bimbingan Syaikh Kamal Ibnu Ahmad.

Semasa hidupnya dia selalu menyibukkan diri dengan menuntut ilmu, menulis kitab, menyebarkan ilmu, ibadah, wirid, puasa, dzikir, sabar atas terpaan badai kehidupan. Pakaian dia adalah kain kasar, sementara serban dia berwarna hitam dan berukuran kecil. Imam al-Suyuti menyebutkan bahwa Imam Nawawi adalah salah satu dari wali Allah. 

Siapa sangka jika kaliber Imam Nawawi (w. 676), ulama tersohor bermazhab Syafi’i yang menulis sebanyak kurang lebih 40 karya ilmiah terkenal, lebih memilih hidup menyendiri. Baginya, memiliki istri tidak lebih berarti dibanding ngaji, ngaji dan ngaji.

Salah satu karomah yang dimiliki Imam Nawawi adalah jarinya bisa mengeluarkan cahaya saat sedang menulis, sebagai penerang kala mati lampu. Hal demikain juga dimiliki oleh Imam Rafi’i, tapi bukan jarinya yang bercahaya, melainkan pohon yang berada di sampingnya. Konon, Imam Nawawi juga diakui sebagai seorang Wali Qutub. Al-Habib Umar bin Abdurrahman al-Athas (termasuk wali Qutub Hadramaut) pernah menitip pesan untuk Syekh Ali Baros (penyususn Ratib Al-Athas), supaya membaca kitab Minhaj karya Imam Nawawi. Sebab, Penulisnya adalah seorang wali Qutub dan yang membacanya mendapat jaminan futuh (terbuka pikirannya).

Ada beberapa keterangan ekstrim lainnya yang menyinggung perihal ketekunan Imam an-Nawawi dalam menimba ilmu. Misalnya, saking semangat dan fokusnya dalam mencari ilmu, hingga beliau lupa untuk menikah. Sehingga, status beliau, hingga akhir hayat adalah bujang. Akhirnya, beliau terkenal dengan ulama yang membujang sebab mencari ilmu.

Apa yang beliau lakukan di atas bukan sekedar ke-suwung-an belaka. Ada satu keterangan yang mendukung hal tersebut. Misalnya, di dalam salah satu karangan beliau, Majmu Syarah Muhazzab dijelaskan;

وَقَالَ الْخَطِيبُ الْبَغْدَادِيُّ فِي كِتَابِهِ الْجَامِعُ لِآدَابِ الرَّاوِي وَالسَّامِعِ ‌يُسْتَحَبُّ ‌لِلطَّالِبِ أَنْ يَكُونَ عَزَبًا مَا أَمْكَنَهُ لِئَلَّا يَقْطَعَهُ الِاشْتِغَالُ بِحُقُوقِ الزَّوْجَةِ وَالِاهْتِمَامِ بِالْمَعِيشَةِ عَنْ إكْمَالِ طَلَبِ الْعِلْمِ

Bagi santri, sebisa mungkin, dianjurkan untuk membujang. Tujuannya apa? Supaya ia bisa fokus untuk mengkaji ilmu. Supaya ia tidak disibukkan dengan urusan dunia, mengurusi istri misalnya.”

Begitulah Imam an-Nawawi. Berani membujang, hanya demi melestarikan nilai-nilai ajaran Islam melaui belajar dan mengajar. Beliau wafat kisaran bulan Rajab, tahun 676 H. Jumlah karya beliau, melebihi jumlah umur beliau yang begitu singkat. Inilah mungkin contoh yang relevan atas apa yang biasa dikatakan oleh bijak bestari, “Umur pendek namun banyak keberkahan, lebih baik daripada umur panjang namun minim keberkahan.”

Jadi, kalau kita bisa andaikan suatu guyonan, semisal sekarang Imam an-Nawawi masih hidup, bolehlah kita bertanya kepada beliau, “Wahai Imam an-nawawi, antara ilmu dan status lajang, apa yang akan Anda pilih?” Maka jelas beliau akan menjawab, “Jelas saya akan memilih fokus mencari ilmu.

وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ

“Wallahu a’lam bishawab” 

 “Dan Allah Maha Mengetahui (kebenaran yang) sesungguhnya”. 

Related Posts