Home Khutbah Taqwa: Kunci Sukses dan Kehidupan Berkah!

Taqwa: Kunci Sukses dan Kehidupan Berkah!

by Zidnal Falah
Taati Allah/Freepik

الحمد لله الذي خلق أدم من صلصل كالقخار, وأخطاه بجواره و أسجد له ملائكته المقربين الأظهار, فسجدوا إلا إبليس أبى فباء باللعنة و الصغار, أحمده سبحانه على نعمه الغزار, و أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له, وأشهد أن سيدنا محمدا عبده و رسوله, أفضل من صلى ونحر, وحج و اعتمر, و وقف بعرفة والمشعر, اللهم صل و سلم على سيدنا محمد و على أله وأصحابه الذين أذهب عنهم الرجس وطهر. أما بعد, فيا أيها الناس أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز المتقون. 

Ma’asyirol Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia… 

Marilah kita semua berusaha selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita bersama dengan semua keluarga kita dimanapun kita berada dan dalam keadaan bagaimanapun, baik dalam keadaan susah menderita maupun dalam keadaan gembira bahagia, baik pada saat sedang di rumah seorang diri atau bersama keluarga, maupun pada saat sedang dalam perjalanan-musafir atau rekreasi-seorang diri atau bersama keluarga. Taqwa yang ajeg, konsisten atau istiqomah itulah yang dijanjikan oleh Allah Swt. dalam Al-Qur’an : 

ومن يتق الله يجعل له مخرجا. ويرزقه من حيث لا يحتسب. 

“Barang siapa bertaqwa kepada Allah Swt. maka Allah akan memberikan jalan keluar bagi kesulitannya dan Allah akan memberikan riki dari arah yang tidak terduga.” 

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumulloh 

Begitu pentingnya taqwa menurut pandangan Allah, maka setiap khutbah pesan wasiat taqwa itu harus selalu dikumandangkan. Bahkan khutbah itu sendiri tidaklah sempurna kalau tidak ada pesan wasiat taqwanya. Kitab Al-Qur’anul Karim yang mengandung 6666 ayat itu minimal terdapat 135 ayat yang menyampaikan pesan wasiat taqwa. Antara lain terdapat pada surat Ali Imron ayat 102 : 

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam” 

Ayat tersebut menekankan kepada orang yang sudah beriman untuk tetap bertaqwa dengan sungguh-sungguh, dengan mengerjakan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Kadang-kadang, ada juga orang yang mengaku beriman tetapi ketaqwaannya sangat kurang. Justru pada saat ketaqwaannya berkurang, otomatis keislamannya pun menjadi berkurang, dan pada saat posisi keislamannya berkurang inilah justru ajal kematiannya datang merenggutnya. Maka matilah dia dalam keadaan tidak islam. Naudzubillah. Oleh karena itu selalu di wasiatkan : 

Baca Juga:  Seru! Perayaan Hari Santri Nasional 2023 di Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat

dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam 

Ma’asyirol Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia… 

Tujuh hari lagi kita akan bertemu dengan Hari Raya Idul Adha, dimana Idul Adha melibatkan dua insan penting dalam sejarah islam, yaitu Nabiyulloh Ibrohim dan Nabiyulloh Isma’il. Keduanya dimuliakan Allah karena ketaatannya dalam menjalankan perintah. Keduanya dimuliakan karena kecintaan mereka kepada Allah melebihi kecintaan kepada siapapun, bahkan kepada ayah, ibu dan juga terhadap anak. Bahkan latar belakang perintah Allah kepada Nabi Ibrohim untuk mengorbankan anaknya Isma’il konon juga didasari oleh pernyataan Nabi Ibrohim sendiri yang siap mengorbankan apa saja yang ia miliki, termasuk anaknya sendiri sekalipun. 

Perintah Allah agar nabi Ibrohim menyembelih Isma’il putranya rupanya merupakan ujian, apakah sang ayah konsisten dengan pernyataan kesediaan mengorbankan apa saja yang dimiliki. Dan ternyata beliau konsisten. Ketika perintah Allah berupa mimpi itu datang, maka ia melakukan dialog kepada putranya Isma’il untuk menanyakan perihal mimpinya tersebut. Yang luar biasa adalah jawaban Isma’il kecil dengan menyambut baik perintah Allah kendati dengan itu berarti nyawanya harus menjadi taruhan. 

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumulloh 

Jawaban Isma’il hanya satu kalimat dan diabadikan dalam Al-Qur’an : 

يا أبت افعل ما تؤمر, ستجدني إن شاء الله من الصابرين 

“Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan itu, Insya Allah engkau akan mendapatiku berhati sabar” 

Kalimat ini luar biasa tinggi mutunya serta mencerminkan kecerdasan seorang anak. Pernyataan itu juga mencerminkan kesadaran sangat tinggi dari Isma’il, melebihi dari usianya yang masih belia. Disamping itu, dengan jawaban tersebut telah nyata bahwa beliau memiliki ketinggian nilai iman dan taqwa kepada Allah Swt. Dapat kita bayangkan bagaimana pola pikir dari anak seumur beliau sekarang yang cenderung berpandangan pragmatis dengan semata-mata menyenangkan hawa nafsunya lewat play station, sepak bola dengan tanpa mengenal waktu, nonton tv tapi tidak selektif memilih acara, tertawa lebar dijalanan tanpa peduli orang lain ikut mendengarkan suara bisingnya. 

Ma’asyirol Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia… 

Memang Isma’il bukan anak manusia biasa. Dia calon nabi dan rosul yang memang dilindungi Allah sehingga senantiasa terjaga dari hal tidak terpuji alias Ma’shum. Tetapi paling tidak, sosok Isma’il hendaknya menjadi contoh bagi anak-anak kita sekarang yang kelak akan menjadi penerus bangsa agar dapat meniru ketaqwaannya. Bagaimana generasi masa depan dapat meniru ketaatannya kepada Allah, serta mampu mentauladani sopan santun kepada orang tua. Sebab, Keridloan Allah tergantung kepada keridloan ibu dan bapak dan kemurkaan Allah juga tergantung pada murka keduanya. 

Baca Juga:  6 Amalan Bulan Rajab yang Dianjurkan dalam Islam

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumulloh 

Rasulullah Saw bersabda : 

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ ، وَلَمْ يُضَحِّ ، فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا 

“Barang siapa yang mempunyai keleluasaan rizki, tapi ia tidak menyembelih Qurban, maka sungguh jangan mendekati tempat sholat kami” 

Hadits tersebut mengisyaratkan bahwa betapa sangat dianjurkan bagi orang yang mampu dan berkelebihan rizki untuk menyembelih Qurban. Sebab berqurban juga memantapkan identitas keislaman dan menunjukkan adanya kepedulian kepada sesama, apalagi pahala yang dijanjikan amat sangat melimpah. Dalam sebuah dialog interaktif antara Rasulullah dan sahabatnya disebutkan : 

“Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka bertanya kembali: “Apa keutamaan yang akan kami peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka bertanya kembali: “agaimana kalau bulu-bulunya?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” 

Oleh karena itu, Ma’asyirol Muslimin Rohimakumulloh, marilah kita memperbaiki hubungan kita dengan orang-orang sekitar kita, terutama hubungan kita dengan orang tua agar kita senantiasa dinaungi rahmat dan ridlo Allah Swt. Dan marilah kita senantiasa mendekatkan diri dengan Allah dengan segala kemampuan kita. Semoga Allah Swt. selalu memberikan petunjuknya kepada kita semua sehingga kita dapat hidup hasanah dunia dan akhirat. 

إن أحسن ما تلاه التالون, كلام من أذل و أعز و قدم و أخر, وإذا قرئ القرآن فاستمعوا له وأنصتوا لعلكم ترحمون. أعوذ بالله من الشيطان الرجيم.  بارك الله لي لكم في القرآن العظيم , ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات و الذكر الحكيم , وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم . 

Penulis : Zidnal Falah

Related Posts

Leave a Comment