Abdurrahman memiliki banyak julukan. Namun, yang terkenal adalah as-Segaf dan al-Faqih al-Muqaddam II. Julukan pertama diberikan karena ia merupakan pengayom seluruh wali di zamannya. Sedangkan, julukan kedua diberikan karena keagungannya dianggap setara dengan datuknya, Muhammad bin Ali al-Faqih al-Muqaddam.
Abdurrahman menikahi 4 wanita. Dari pernikahan tersebut, ia dikaruniai 20 anak. Mereka semua tumbuh dengan keluhuran ilmu dan tata krama. Selain itu, mereka menurunkan beberapa marga baru.
Abdurrahman wafat di Tarim pada 819 Hijriah di usia 80 tahun. Ia dimakamkan di Zanbal. Hingga kini, makamnya masih ramai diziarahi oleh umat Islam.
Demikian kisah Abdurrahman as-Segaf, seorang wali agung yang menjadi atapnya para wali di zamannya. Semoga menjadi ilmu yang berkah lagi bermanfaat. Tak lupa, semoga berkah Abdurrahman as-Segaf senantiasa menyelimuti hidup kita semua.
Amin ya rabbal ‘alamin.