Home Dawuh Kyai Fiqih Kontemporer: Menjembatani Tradisi dan Modernitas

Fiqih Kontemporer: Menjembatani Tradisi dan Modernitas

by Arundaya Maulana
Freepik/fiqih kontemporer

PROGRESIF EDITORIAL – Fiqih kontemporer merupakan upaya para ulama dan cendekiawan Muslim untuk menjawab tantangan-tantangan hukum yang muncul akibat perkembangan zaman. Dunia modern membawa berbagai perubahan dalam aspek sosial, ekonomi, teknologi, dan budaya yang memerlukan penyesuaian dan reinterpretasi hukum Islam. Melalui pendekatan yang dinamis dan relevan, fiqih kontemporer berusaha untuk memberikan panduan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam sekaligus menjawab kebutuhan umat di era globalisasi.

Fiqih kontemporer adalah ilmu yang mengkaji dan mengaplikasikan hukum Islam terhadap situasi dan masalah baru yang tidak dihadapi oleh ulama klasik. Hal ini mencakup berbagai aspek kehidupan modern, seperti teknologi informasi, bioetika, ekonomi global, dan interaksi sosial yang semakin kompleks. Fiqih kontemporer tidak hanya mempertahankan keabsahan hukum-hukum klasik, tetapi juga mengevaluasi dan mengembangkan metode penetapan hukum untuk menjawab permasalahan baru.

Prinsip-Prinsip Fiqih Kontemporer

  1. Ijtihad : Proses penalaran hukum independen untuk menemukan solusi terhadap masalah yang tidak secara eksplisit dibahas dalam teks-teks klasik. Dalam konteks kontemporer, ijtihad sangat penting karena banyak permasalahan modern yang tidak dibahas dalam Al-Quran dan Hadis.
  1. Maslahah Mursalah : Prinsip yang menekankan pada kepentingan umum atau kebaikan publik. Dalam fiqih kontemporer, maslahah sering digunakan untuk menilai kebijakan atau tindakan yang memiliki dampak luas terhadap masyarakat.
  1. Urf : Kebiasaan atau tradisi lokal yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Islam. Urf membantu adaptasi hukum Islam dalam konteks budaya yang beragam, sehingga memungkinkan hukum Islam diterapkan secara relevan dan efektif di berbagai komunitas Muslim.
  1. Istihsan : Metode yang memungkinkan pengambilan keputusan hukum yang lebih baik atau lebih manusiawi ketika ada dua opsi yang sama-sama sah. Istihsan sering digunakan untuk memilih solusi yang lebih sesuai dengan tujuan syariah (maqasid al-shariah).

Bidang Aplikasi Fiqih Kontemporer

  1. Ekonomi Islam 

Dalam dunia modern, konsep-konsep seperti perbankan syariah, investasi halal, dan zakat harus disesuaikan dengan sistem ekonomi global. Perbankan syariah, misalnya, menggunakan prinsip bagi hasil (mudharabah) dan kemitraan (musharakah) sebagai alternatif bagi bunga bank yang dilarang dalam Islam. Demikian pula, instrumen keuangan seperti sukuk (obligasi syariah) dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan investasi yang sesuai dengan syariah.

  1. Teknologi
Baca Juga:  Keajaiban Memberi: Menggali Empati dan Keikhlasan dalam Beramal

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa banyak isu baru yang memerlukan panduan hukum Islam. Misalnya, transaksi digital, penggunaan media sosial, dan perlindungan data pribadi. Fiqih kontemporer berusaha untuk memberikan pedoman tentang bagaimana teknologi dapat digunakan secara etis sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Misalnya, penggunaan kriptografi dalam transaksi digital dapat dianggap sah jika memenuhi prinsip-prinsip kejujuran dan transparansi.

  1. Kesehatan

Masalah-masalah bioetika seperti transplantasi organ, reproduksi berbantu (seperti bayi tabung), dan euthanasia menuntut penilaian hukum yang mendalam dan bijaksana. Misalnya, fiqih kontemporer dapat memberikan panduan mengenai donor organ yang halal, syarat-syarat penggunaan teknologi reproduksi berbantu, dan batasan-batasan dalam keputusan akhir hayat.

  1. Sosial Budaya 

Dalam masyarakat yang semakin global dan multikultural, interaksi antarbudaya dan agama menjadi semakin kompleks. Fiqih kontemporer berusaha untuk mengatur hubungan antara Muslim dan non-Muslim, termasuk dalam bidang pernikahan, bisnis, dan kehidupan sosial. Misalnya, prinsip-prinsip toleransi dan kerjasama dalam Islam dapat diterapkan untuk mengelola hubungan yang harmonis dalam masyarakat yang beragam.

Tantangan Fiqih Kontemporer

  1. Pluralitas Pemikiran 

Umat Islam memiliki beragam madzhab dan aliran pemikiran, sehingga mencapai konsensus dalam isu-isu kontemporer sering kali menjadi tantangan. Perbedaan interpretasi dan pendekatan dalam menilai suatu masalah dapat menyebabkan perbedaan pendapat di kalangan ulama.

  1. Perubahan Cepat

Perubahan teknologi dan sosial yang cepat membuat hukum Islam harus terus diperbarui dan relevan. Misalnya, perkembangan teknologi AI dan robotika menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru mengenai etika dan hukum yang harus segera dijawab.

  1. Globalisasi

Pengaruh budaya global sering kali bertentangan dengan nilai-nilai Islam, sehingga membutuhkan pendekatan yang bijak untuk menavigasi tantangan ini. Misalnya, masalah-masalah yang berkaitan dengan gaya hidup konsumtif, materialisme, dan perubahan nilai-nilai keluarga memerlukan penilaian hukum yang sensitif terhadap konteks global.

Fiqih kontemporer adalah usaha untuk menjembatani antara ajaran Islam yang bersifat universal dan tantangan dunia modern. Melalui pendekatan yang dinamis dan kontekstual, fiqih kontemporer berupaya untuk memastikan bahwa hukum Islam tetap relevan dan dapat memberikan solusi yang adil dan manusiawi bagi umat Islam di seluruh dunia. 

Baca Juga:  Gibah dalam Islam: Dosa yang Setara dengan Memakan Daging Saudara Sendiri

Dengan memahami dan mengaplikasikan fiqih kontemporer, umat Islam dapat menjalani kehidupan yang selaras dengan ajaran agama sambil tetap beradaptasi dengan perkembangan zaman. Fiqih kontemporer tidak hanya menjaga warisan intelektual Islam, tetapi juga mengembangkan dan menerapkannya dalam kehidupan nyata, sehingga umat Islam dapat terus menjadi komunitas yang berkontribusi positif terhadap peradaban dunia.

Sumber : Ngaji Sore Bersama Gus Aria, Kitab Fathul Mu’in. Sidoarjo, 14 Mei 2024.

Related Posts

Leave a Comment