PROGRESIF EDITORIAL – Terkadang kita melakukan hal sepele tanpa menyadari dampaknya. Salah satunya adalah kebiasaan minum sambil berdiri, sebuah praktik yang sering dianggap remeh namun dapat memiliki konsekuensi kesehatan yang cukup signifikan. Ada beberapa efek bila kita terus membiasakan diri makan dan minum dengan berdiri, diantaranya:
Gangguan sistem pencernaan bisa timbul akibat posisi tubuh saat makan. Saat makan sambil berdiri, lambung cenderung mengosongkan isi perut dengan cepat, mengakibatkan proses pencernaan tidak optimal. Nutrisi dari makanan yang tidak dicerna dengan baik oleh lambung juga dapat berdampak negatif pada penyerapan nutrisi oleh usus. Selain itu, dapat menyebabkan adanya Perut kembung dimana timbul akibat makan atau minum sambil berdiri. Kebiasaan ini sering kali membuat seseorang menelan udara lebih banyak, yang dapat menyebabkan perut menjadi kembung dan menimbulkan rasa tidak nyaman serta perut terlihat membesar.
Tidak terkendalinya nafsu makan dan makan berlebihan dapat menjadi konsekuensi dari kebiasaan makan sambil berdiri. Saat makan dalam posisi berdiri, lambung mengosongkan isinya lebih cepat, yang dapat menyebabkan seseorang makan lebih banyak dari yang seharusnya sebelum merasa kenyang. Makan terlalu cepat juga mengganggu sinyal kenyang yang dikirimkan ke otak, sehingga seseorang cenderung makan lebih banyak. Lalu, minum dengan berdiri dapat meningkatkan resiko kita tersedak saat minum hal ini mungkin, terutama jika dilakukan dengan tergesa-gesa. Meskipun terlihat sepele, tersedak dapat memiliki konsekuensi serius dan berpotensi mengancam nyawa.
Dalam Islam sendiri, hukum minum sambil berdiri masuk dalam taraf ‘tidak dianjurkan’ meskipun dalam beberapa Ulama terdapat beberapa pendapat dalam Riwayat Muslim, diterangkan:
عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ نَهَى أَنْ يَشْرَبَ الرَّجُلُ قَائِمًا قَالَ قَتَادَةُ فَقُلْنَا فَالْأَكْلُ فَقَالَ ذَاكَ أَشَرُّ أَوْ أَخْبَثُ
Artinya : Dari sahabat Anas ra, Nabi Muhammad saw melarang seseorang meminum sambil berdiri. Qatadah lalu bertanya bagaimana bila makan sambil beKalau makan bagaimana? Rasul menjawab: Itu lebih buruk atau lebih keji (HR Muslim).
Dengan adanya beberapa prespektif ini, baik dalam konteks kesehatan maupun agama, dianjurkan bagi kita untuk makan dan minum dengan duduk, selain menjaga adab, kita bisa mengurangi resiko kesehatan bila terus membiasakan diri makan/minum sambil berdiri. Berbeda bila dalam kondisi dat’ang dalam hajatan/acara’terpaksa’ dimana tidak dimungkinkannya dapat duduk maka hal itu dapat dimaklumi. Oleh karena itu, hukumnya untuk makan atau minum sambil berdiri. Namun, orang yang tidak memiliki uzur atau hajat tertentu disarankan untuk mengutamakan makan atau minum sambil duduk.