PROGRESIF EDITORIAL – Islam adalah agama yang menempatkan ketakwaan sebagai tolok ukur kemuliaan manusia di hadapan Allah SWT. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Hujurat ayat 13:
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”
Ayat ini tidak hanya menegaskan kesetaraan manusia di hadapan Allah tetapi juga memberikan standar yang jelas mengenai kemuliaan seseorang: ketakwaan. Dalam artikel ini, kita akan membahas kandungan ayat ini, relevansinya dengan kehidupan sehari-hari, serta bagaimana ketakwaan dapat diwujudkan dalam kehidupan.
Surah Al-Hujurat ayat 13 diawali dengan seruan kepada seluruh manusia, tanpa memandang agama, suku, bangsa, atau status sosial. Ini menunjukkan bahwa pesan Islam bersifat universal. Ayat ini menekankan:
- Asal-Usul Penciptaan Manusia
Allah menciptakan manusia dari laki-laki (Nabi Adam AS) dan perempuan (Siti Hawa). Dengan menyebut asal-usul penciptaan ini, Allah mengingatkan bahwa manusia pada dasarnya setara, terlepas dari latar belakangnya. - Keberagaman Adalah Sunatullah
Allah menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal (lita’arafu). Keberagaman ini bukan untuk saling merendahkan, melainkan untuk memperkaya kehidupan dengan kerja sama dan toleransi. - Ketakwaan sebagai Tolok Ukur Kemuliaan
Allah menegaskan bahwa kemuliaan di sisi-Nya tidak ditentukan oleh keturunan, kekayaan, atau jabatan, melainkan oleh ketakwaan. Ketakwaan adalah rasa takut kepada Allah yang mendorong manusia untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. - Ilmu Allah yang Maha Luas
Allah mengingatkan bahwa Dia Maha Mengetahui segala sesuatu, termasuk isi hati manusia. Hanya Allah yang dapat menilai ketakwaan seseorang.
Ketakwaan dalam Islam adalah sikap hidup yang mencakup tiga hal utama:
- Kepatuhan kepada Allah
Orang yang bertakwa senantiasa taat kepada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Mereka menjalankan ibadah dengan ikhlas dan penuh kesadaran. - Kesadaran Akan Kehadiran Allah
Ketakwaan menciptakan kesadaran bahwa Allah selalu mengawasi. Kesadaran ini mencegah seseorang dari perbuatan dosa. - Kebermanfaatan bagi Sesama
Orang bertakwa selalu berusaha menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)
Berikut adalah langkah-langkah praktis untuk mewujudkan ketakwaan:
- Berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah
Orang yang bertakwa menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman hidup. - Menghindari Sifat-Sifat yang Merusak
Menjauhi sifat sombong, iri hati, dan kebencian, karena sifat-sifat ini dapat menghancurkan hubungan antarindividu dan menurunkan derajat seseorang di hadapan Allah. - Bersikap Adil dan Bijaksana
Dalam kehidupan bermasyarakat, orang yang bertakwa selalu berusaha bersikap adil, tidak memihak, dan memberikan manfaat bagi banyak orang. - Berbuat Baik kepada Semua Makhluk
Orang bertakwa tidak hanya berbuat baik kepada sesama manusia, tetapi juga kepada hewan dan lingkungan, sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an.
Surah Al-Hujurat ayat 13 adalah pengingat bagi seluruh umat manusia bahwa ketakwaan adalah standar tertinggi dalam menilai kemuliaan seseorang. Islam menekankan pentingnya persatuan, toleransi, dan keadilan, dengan ketakwaan sebagai inti dari semua itu.
Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang bertakwa dan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah SWT. Aamiin.
Sumber : Pengajian ‘Rutin’ Senin bersama KH. Agoes Ali Masyhuri,Januari. (2024)
http://digilib.uinkhas.ac.id/13054/1/Azmiatul%20Abadiyah_U20161037.pdf