Di tangannya, Pesantren Genggong tumbuh menjadi pesantren yang berkembang begitu pesat. Bahkan, pesantren tersebut mencetak banyak ulama dan wali besar.
Ny. Hj. Diana Susilowati (Ning Sus), putri KH. Muhammad Hasan Saifurrizal (Nun Aksan) bahkan pernah mengatakan bahwa Pesantren Genggong itu banyak walinya. Memang benar, di dalam pesantren tersebut, baik pengasuh, guru, hingga santri, hampir semuanya adalah wali
KH. Hasan mendirikan aliran Thariqah an-Naqsyabandiah wa Ali al-Ba Alawiah. Ia mendirikan tarekat tersebut dengan menggabungkan 2 tarekat besar, yaitu an-Naqsyabandiah ciptaan asy-Syaikh Muhammad Bahauddin an-Naqsyabandi al-Bukhari dan Ali al-Ba Alawiah ciptaan asy-Syaikh Muhammad bin Ali al-Faqih al-Muqaddam.
Selain itu, KH. Hasan sangat produktif dalam menulis. Salah satu karyanya yang harum ialah Nadhom Safinat-un-Najah yang dipelajari di hampir seluruh pesantren di Indonesia.