Home Tokoh Kisah Uwais Al-Qarnain, Pemuda Berbakti yang dirindukan Surga

Kisah Uwais Al-Qarnain, Pemuda Berbakti yang dirindukan Surga

by Farrel Dimas Saputra

Ketika Nabi Muhammad pulang dari perang, Aisyah menyampaikan bahwa Uwais Al Qarni sempat datang dan menitipkan salam kepadanya. Setelah peristiwa itu, Nabi berpesan kepada sahabatnya, Umar bin Khattab, apabila bertemu dengan Uwais Al Qarni, hendaknya memintanya untuk didoakan.

Pesan Nabi Muhammad selalu dipegang oleh Umar, bahkan ketika ia telah diangkat menjadi Khulafaur Rasyidin sebagai pemimpin umat Islam. Setiap kali mendapatkan bantuan pasukan dari Yaman, Khalifah Umar terus menanyakan perihal Uwais.

Setelah beberapa lama, Khalifah Umar akhirnya memilih berangkat ke Yaman untuk menemui Uwais Al Qarni. Sesampainya di Yaman dan bertemu Uwais, Umar pun meminta untuk didoakan. Selain itu, Umar juga meminta Gubernur Irak untuk memperhatikan Uwais dan memuliakannya.

Mendengar hal itu, Uwais menolak permintaan Khalifah Umar karena tidak menginginkan untuk dimuliakan, yang ia anggap akan menghalanginya dalam beribadah.

Kisah menarik lainnya dari Uwais Al-Qarni adalah senantiasa memenuhi keinginan ibunya. Pada suatu ketika, sang ibu yang sudah tua renta sangat ingin pergi haji. Padahal, kondisi mereka tidak memiliki uang.

Kondisi tersebut membuat Uwais merasa berat untuk memenuhi keinginan sang ibu. Ia lantas mencari cara agar ibunya bisa berangkat ke Tanah Suci.

 Uwais kemudian memutuskan untuk membeli seekor anak lembu dan membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi, ia menggendong anak lembu tersebut naik turun bukit. Banyak orang menganggap tindakannya itu sebagai sesuatu yang aneh.

Setelah 8 bulan berlalu, berat anak lembu tersebut sudah mencapai 100 kg. Uwais Al-Qarni merasa ototnya sudah kuat untuk mengangkat beban berat begitu musim haji tiba. Ia kemudian menggendong ibunya dari Yaman ke Mekkah untuk menunaikan ibadah di Tanah Suci tersebut.

Walaupun sangat sulit bagi Uwais Al Qarni, baginya keutamaan dirinya adalah merawat dan mengabulkan semua permintaan ibunya. Ketegarannya tersebut menjadi kisah mulia bagi anak dan ibu semasa zaman Rasullulah SAW.

Wallahu A’lam Bishawab

Related Posts

Leave a Comment

[elementor-template id="2865"]