Kehadiran Nabi Harun memberikan kepercayaan diri tambahan kepada Nabi Musa. Ini terlihat dalam banyak momen kritis ketika Musa memerlukan dukungan moral dan spiritual. Misalnya, ketika Musa menerima wahyu di Gunung Sinai, Harun menjaga umat Israel dan memimpin mereka, meskipun ada saat-saat kesalahan seperti insiden penyembahan anak lembu emas yang menunjukkan bahwa tantangan kepemimpinan mereka sangat kompleks.
Tantangan terbesar yang dihadapi oleh Nabi Musa dan Harun adalah melawan Firaun, raja Mesir yang zalim dan menindas Bani Israil. Kedua nabi ini menunjukkan ketabahan yang luar biasa dalam menghadapi ancaman, intimidasi, dan kekerasan dari Firaun. Dukungan Harun kepada Musa dalam situasi ini sangat vital. Dengan Harun di sisinya, Musa tidak hanya mendapatkan dukungan fisik tetapi juga spiritual, menguatkan tekadnya untuk terus berjuang demi kebenaran dan keadilan.
Kisah Nabi Musa dan Nabi Harun memberikan banyak hikmah bagi umat manusia. Salah satunya adalah pentingnya kerja sama dan saling mendukung dalam menjalankan tugas-tugas besar dan berat. Tidak ada manusia yang bisa menjalani hidup ini sendirian, terutama ketika dihadapkan pada tanggung jawab besar. Dukungan dari orang-orang terdekat, seperti yang dialami oleh Nabi Musa dari saudaranya Harun, adalah anugerah yang sangat berharga.
Selain itu, kisah ini juga mengajarkan tentang keberanian untuk mengakui kelemahan diri dan meminta bantuan ketika diperlukan. Nabi Musa dengan rendah hati mengakui keterbatasannya dalam berbicara dan meminta Allah untuk menjadikan Harun sebagai pendampingnya. Ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang mengenali kelebihan dan kekurangan diri, serta tidak ragu untuk berbagi beban dengan orang lain yang mampu.
Kisah Nabi Musa dan Nabi Harun adalah cerminan dari pentingnya kolaborasi, dukungan, dan saling pengertian dalam menjalankan tugas-tugas besar. Dengan kebersamaan yang harmonis, mereka mampu menghadapi berbagai tantangan dan menjalankan misi kenabian dengan baik. Nabi Harun, sebagai sahabat dan saudara, memainkan peran yang sangat krusial dalam perjalanan hidup Nabi Musa, menunjukkan bahwa dalam setiap misi besar, keberadaan seorang pendamping yang tepat adalah kunci keberhasilan.
Sumber : Pengajian Rutin Senin “Nderek Abah Yai”, Mei (2024).