PROGRESIF EDITORIAL – Beberapa minggu terakhir, publik dikejutkan dengan salah satu atlit voli perempuan asal Indonesia yang berhasil meraih gelar MVP pada awal debutnya di liga voli Korea Selatan. Megawati Hangestri Pertiwi adalah atlit unggulan Timnas yang berhasil memasuki ajang liga utama voli Korsel membela Tim Daejeon Jung Kwan Jang Red Sparks melalui kerjasama scouting talenta Asia. Uniknya, dilansir media News1 Korea, Megawati yang menerima gelar ini merupakan satu – satunya dan atlit voli pertama yang menggunakan hijab dalam sejarah liga voli di Korea Selatan. Namanya semakin tenar setelah menekuk lutut salah satu pemain terbaik timnas voli Korea Selatan Kim Yeonkyung yang sohor sebagai Dewi Voli Korea.
Dalam beberapa wawancara, Megawati kerap ditanya soal penggunaan Hijab selama pertandingan. Banyak penggemar dan masyarakat yang khawatir Megawati tidak nyaman saat bertanding. Secara gamblang, Megawati meyakinkan bahwa penggunaan Hijab tidak berpengaruh pada performanya, hijab justru menunjukkan identitas yang harus dia jaga sebagai seorang muslim.
Hal ini tentunya menjadi titik balik bagi Korea Selatan dalam memandang Islam. Menjadi headline berita di berbagai media massa baik cetak, televisi dan digital wajah Megawati yang mengenakan hijab tentunya akan membuat masyarakat disana sedikitnya lebih familiar dengan sosok muslimah. Penduduk Korea Selatan notabene didominasi oleh penganut paham agnostik dan ateisme, banyak diantara mereka terutama masyarakat di wilayah pedesaan takut akan hadirnya islam didekatnya. Pemberitaan mengenai penolakan pembangunan masjid dan komunitas muslim sering kali ditemui, mirisnya masyarakat disana menganggap bahwa Islam merupakan agama para teroris yang dapat mengancam keselamatan mereka. Terlebih lagi sebagai negara yang dekat dengan Amerika Serikat, konten media mengenai Islam acap kali disampaikan secara sumbang setelah peristiwa 9/11 dan konflik Timur Tengah.
Namun, tampaknya kini wajah islam mulai lambat laun membaik disana. Berkat Megawati media – media masa Korea mulai menyajikan angle pemberitaan yang berbeda. Megawati dengan julukan ‘Megatron’ ini secara konsisten menyampaikan rasa syukurnya kepada Allah SWT dalam beberapa sesi wawancara. Bahkan pada sesi interview Mega yang lain, Headline salah satu media televisi menyebut bahwa agama dan bahasa yang berbeda bukanlah penghalang dari kecintaan masyarakat pada Voli. Narasi mengenai toleransi dan kesetaraan juga mulai mewarnai ruang diskusi video wawancara Mega di kanal online, bukan menyoal agama dan identitas akan tetapi berfokus pada kemampuan yang mumpuni terlepas dari latar belakangnya. Semoga kedepan makin banyak orang Indonesia khusunya kaum Muslimin dan Muslimah tidak ragu lagi untuk menunjukkan spesialisasi dan prestasinya di luar negeri dengan tetap berpegang teguh pada agama.