PROGRESIF EDITORIAL – Dalam perjalanan ke luar negeri, umat Islam mungkin akan menemukan situasi di mana bidet atau fasilitas air tidak tersedia di tempat umum. Bagi mereka yang terbiasa bersuci dengan air, ini bisa menjadi tantangan, namun syariat Islam memberikan alternatif yang sah untuk bersuci (istinja’) dalam situasi seperti ini. Berikut adalah beberapa metode yang dapat digunakan untuk bersuci sesuai dengan tuntunan agama ketika bidet tidak tersedia, Bagaimana caranya?
1. Penggunaan Tisu Toilet
Penggunaan tisu toilet adalah salah satu alternatif bersuci yang diperbolehkan dalam Islam, khususnya dalam mazhab Syafi’i. Tisu dapat berfungsi sebagai hajar syar’i, yaitu benda padat yang suci dan dapat menghilangkan najis. Berdasarkan hukum ini, umat Islam diperbolehkan menggunakan tisu toilet asalkan mengikuti beberapa ketentuan penting.
Tisu Harus Bersih
Pastikan tisu yang digunakan bersih dan tidak mengandung unsur yang dihormati, seperti tulisan ayat-ayat suci atau gambar-gambar yang dihormati. Ini bertujuan untuk menjaga kesucian selama proses bersuci.
Jumlah Usapan Minimal
Dalam syariat, disarankan untuk menggunakan tisu minimal tiga kali usapan atau lebih hingga area yang dibersihkan benar-benar bersih dari najis. Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa kebersihan merupakan bagian dari iman, sehingga kebersihan fisik harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Efektivitas Pembersihan
Pastikan tisu yang digunakan mampu menghilangkan kotoran secara efektif. Jika dirasa belum bersih, tambahkan usapan tisu hingga benar-benar yakin bahwa tidak ada najis yang tersisa. Penggunaan tisu yang baik harus mampu membersihkan area yang terkena najis tanpa meninggalkan bekas.
2. Membawa Botol Air Portabel
Jika memungkinkan, membawa botol air portabel merupakan alternatif lain yang sangat dianjurkan. Ini terutama bagi mereka yang lebih nyaman bersuci dengan air, sesuai dengan kebiasaan dan tuntunan syariat Islam. Botol air portabel yang dapat diisi ulang bisa menjadi solusi praktis saat berada di negara yang tidak menyediakan air di toilet umum.
Memenuhi Kebutuhan Bersuci dengan Air
Air dianggap sebagai media terbaik untuk bersuci dalam Islam. Membawa botol air kecil memastikan Anda tetap bisa menggunakan air, bahkan di negara yang tidak menyediakan fasilitas air di kamar kecil.
Kemudahan dan Fleksibilitas
Botol air portabel mudah dibawa dan dapat diisi ulang di berbagai tempat, seperti toilet umum atau tempat air minum. Ini memberikan fleksibilitas bagi Anda untuk tetap bersuci sesuai dengan cara yang paling nyaman dan efektif.
Prinsip-Prinsip Penting dalam Bersuci:
Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa apapun metode yang digunakan, baik tisu toilet maupun air dari botol portabel, ada prinsip-prinsip dasar yang harus selalu diingat dan diterapkan dalam bersuci. Kebersihan adalah bagian dari iman, dan karenanya bersuci harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan ketelitian.
- Ketelitian dan Kehati-hatian
Pastikan proses bersuci dilakukan dengan teliti dan seksama untuk memastikan tidak ada najis yang tersisa. Ini penting untuk menjaga kebersihan diri dan agar ibadah yang dilakukan sah, karena najis yang tersisa dapat membatalkan ibadah seperti salat . - Efisiensi dalam Penggunaan Air
Jika menggunakan air, gunakan secukupnya namun tetap memastikan bahwa kebersihan tercapai secara maksimal. Islam mengajarkan keseimbangan antara efisiensi dan kebersihan. Jangan terlalu boros, namun juga jangan mengurangi takaran air yang dibutuhkan untuk membersihkan najis . - Ketuntasan dalam Bersuci
Proses buang hajat dan bersuci harus dilakukan hingga benar-benar tuntas. Ini tidak hanya penting untuk kebersihan fisik tetapi juga untuk mencegah masalah kesehatan dan menjaga rasa nyaman setelah buang air . - Memilih Tempat yang Tepat
Di negara asing atau lingkungan yang tidak dikenal, pilihlah tempat buang hajat yang bersih dan sesuai. Menjaga privasi dan kebersihan tempat sangat dianjurkan dalam Islam, bahkan saat berada di tempat umum .
Dengan memahami dan menerapkan alternatif bersuci tanpa bidet ini, umat muslim dapat tetap menjaga kebersihan dan kesucian sesuai dengan tuntunan agama, bahkan ketika berada di negara yang tidak menyediakan fasilitas air di toilet umum. Baik menggunakan tisu toilet maupun membawa botol air portabel, yang terpenting adalah niat dan usaha untuk menjaga kebersihan diri. Dalam situasi di mana air tidak tersedia sama sekali, Islam juga memberikan keringanan berupa tayamum sebagai bentuk keringanan. Pada akhirnya, kesucian fisik dan spiritual adalah prioritas, dan umat Muslim harus berusaha sebaik mungkin sesuai dengan kondisi yang ada.
Sumber:
[1] https://nu.or.id/syariah/hal-hal-penting-saat-bersuci-setelah-buang-air-u5VzN
[2] https://nu.or.id/syariah/hukum-bersuci-dengan-tisu-w7tPw