PROGRESIF EDITORIAL – Dalam era modern yang dipenuhi oleh berbagai kemudahan teknologi dan akses tanpa batas terhadap informasi, hidup sederhana menjadi sebuah konsep yang seringkali terlupakan. Konsumerisme dan materialisme mendominasi gaya hidup banyak orang, mendorong mereka untuk terus mencari kepuasan melalui kepemilikan barang dan layanan yang berlebihan. Namun, urgensi hidup sederhana semakin nyata ketika kita melihat dampak negatif dari pola hidup yang berlebihan terhadap kesehatan mental, lingkungan, dan kesejahteraan sosial. Orang yang hidup sederhana mampu membedakan antara keinginan dan kebutuhan, yang pada akhirnya membawa mereka pada kehidupan yang lebih seimbang dan bermakna.
Hidup sederhana bukan berarti hidup dalam kekurangan atau kemiskinan, melainkan sebuah pilihan untuk fokus pada hal-hal yang esensial dan bermakna dalam hidup. Hidup sederhana mengajak kita untuk mengurangi kepemilikan barang yang tidak perlu dan menghindari konsumerisme yang berlebihan. Ini berarti memprioritaskan kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan kesehatan, serta mengurangi keinginan yang hanya memberikan kepuasan sementara.
Keinginan adalah dorongan atau hasrat untuk memiliki sesuatu yang tidak esensial bagi kelangsungan hidup atau kesejahteraan kita. Misalnya, memiliki ponsel terbaru, pakaian bermerk, atau menghabiskan uang untuk liburan mewah. Di sisi lain, kebutuhan adalah hal-hal yang esensial untuk keberlangsungan hidup dan kesejahteraan kita, seperti makanan, air, tempat tinggal, dan kesehatan.
Orang yang hidup sederhana mampu membedakan dengan jelas antara keinginan dan kebutuhan. Mereka menyadari bahwa pemenuhan keinginan tidak selalu membawa kebahagiaan jangka panjang. Sebaliknya, fokus pada kebutuhan mendasar sering kali membawa kepuasan dan ketenangan batin yang lebih mendalam.
Mengurangi stres dan kecemasan yang disebabkan oleh keinginan untuk memiliki lebih banyak barang. Fokus pada kebutuhan mendasar membantu menghilangkan tekanan untuk memenuhi ekspektasi sosial yang sering kali tidak realistis.
Dengan memprioritaskan kebutuhan dan mengurangi pengeluaran untuk keinginan yang tidak perlu, kita dapat menghemat uang dan mengelola keuangan dengan lebih baik. Ini juga memungkinkan kita untuk lebih mudah mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Hidup sederhana sering kali berarti mengurangi konsumsi dan limbah. Dengan membeli lebih sedikit barang, kita juga mengurangi jejak karbon kita dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Fokus pada hubungan dan pengalaman daripada barang-barang material meningkatkan kualitas hubungan sosial. Menghabiskan waktu dengan orang yang kita cintai dan berbagi pengalaman bersama membawa kebahagiaan yang lebih mendalam daripada memiliki barang-barang material.
Mulailah dengan mengidentifikasi apa yang benar-benar Anda butuhkan untuk hidup sehari-hari dan apa yang hanya merupakan keinginan. Buat daftar dan pertimbangkan untuk mengurangi atau menghilangkan keinginan yang tidak esensial.
Lakukan decluttering atau pembersihan barang-barang yang tidak lagi Anda butuhkan. Ini tidak hanya membantu mengurangi kekacauan fisik, tetapi juga membantu mengurangi kekacauan mental.
Alihkan fokus dari memiliki barang-barang material ke pengalaman hidup yang bermakna. Misalnya, habiskan waktu untuk berjalan-jalan di alam, membaca buku, atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman.
Buat anggaran yang memprioritaskan kebutuhan dan batasi pengeluaran untuk keinginan yang tidak esensial. Ini akan membantu Anda mengelola keuangan dengan lebih baik dan menghindari pemborosan.
Hidup sederhana adalah pilihan bijak di tengah gaya hidup modern yang serba cepat dan penuh tekanan. Dengan mampu membedakan antara keinginan dan kebutuhan, kita dapat mencapai kesejahteraan mental, finansial, dan sosial yang lebih baik. Hidup sederhana bukan hanya tentang mengurangi kepemilikan barang, tetapi juga tentang menemukan kebahagiaan dan kepuasan dalam hal-hal yang esensial dan bermakna. Dalam jangka panjang, hidup sederhana membawa kita pada kehidupan yang lebih seimbang, berkelanjutan, dan bahagia.
Sumber : Pengajian Rutin Senin “Nderek Abah Yai”, Juli (2024).