Home Opini Jangan Sekali-kali Membanggakan Nasab

Jangan Sekali-kali Membanggakan Nasab

by Abdul Wahid Tamimi
Gus Baha dan Lora Ismael al-Kholili

Saya mengambil contoh dari beberapa sahabat saya yang berasal dari zuriat agung, baik darah biru, ulama, atau habaib. Kebanyakan dari mereka sangat rendah hati, terutama dalam nasab. Mereka enggan menampakkan nasab mereka kecuali jika benar-benar dibutuhkan.

Bahkan, ada salah satu teman saya yang merasa begitu malu dengan keagungan nasabnya. Saya teringat ucapannya, “Iya, memang nasabku bagus. Tapi, kamu bisa lihat sendiri bagaimana sifatku, kan?. Layakkah orang yang nasabnya mulia punya sifat seperti ini?.”.

Saya tertegun. Ucapan cerdas itu membuat saya kembali bertanya dalam hati, “Apakah mereka yang mengaku nasabnya tinggi itu sudah berusaha menyamai apa yang leluhur mereka lakukan?. Ataukah hanya sekedar untuk kesombongan belaka?. Atau bahkan, itu semua hanya mengada-ada?.”.

Baca Juga:  Musa al-Kadzim, Ulama Penyabar dan Pemberani

Related Posts

Leave a Comment