Home Suara Muslimah Sultanah Safiatuddin, Penguasa Perempuan Pertama Aceh yang disegani VOC

Sultanah Safiatuddin, Penguasa Perempuan Pertama Aceh yang disegani VOC

by Admin Progresif Media

Sultanah Safiatuddin tercatat sebagai pemimpin wanita pertama di Kesultanan Aceh Darussalam. Beliau diangkat sebagai pemimpin setelah suaminya Sultan Iskandar Tsani wafat pada 1641 M.

Dalam masa kepemimpinannya, terdapat pro dan kontra yang timbul tentang hukum seorang perempuan memimpin Aceh. Namun hal tersebut tidak melemahkan semangat Sultanah Safiatuddin untuk menjaga masyarakat.

Terbukti selama Sultanah Safiatuddin memimpin, beliau membuat ragam bentuk strategi pemerintahan, seperti mengembangkan ilmu pengetahuan, menjaga stabilitas politik di tengah kolonialisme bangsa barat, membuat sistem pemerintahan yang efektif, mengatur komunikasi politik, ataupun memberikan zakat kepada masyarakat yang membutuhkan.

Selain itu, dalam hal menjaga martabat perempuan di Aceh, Sultanah Safiatuddin juga merancang beberapa strategi, diantaranya menyusun undang-undang khusus tentang wanita, serta strategi mengangkat kedudukan wanita.

Sultanah Safiatuddin memerintah selama 35 tahun, dan membentuk barisan perempuan pengawal istana yang turut berperang dalam Perang Malaka tahun 1639. Ia juga meneruskan tradisi pemberian tanah kepada pahlawan-pahlawan perang sebagai hadiah dari kerajaan.

Kepiawaian dalam memimpin juga dibuktikannya dengan hubungan diplomatik dengan luar negeri, hal tersebut dapat dibaca dari cattan musafir Prancis, Portugis, Inggris, dan Belanda. Sultanah Safiatuddin memerintah di saat waktu yang sulit, yaitu saat Malaka diperebutkan oleh VOC dan Portugis. Ia dikenal dengan sosok wanita yang cerdas, dan bijaksana dalam memimpin, sehingga dihormati rakyatnya dan disegani oleh bangsa Arab, Belanda, Portugis, dan India.

Baca Juga:  Menjadi Dermawan Tanpa Menunggu Kaya: Meraih Keberkahan Hidup dan Setelah Mati

Related Posts

Leave a Comment