“Hadist berguna untuk menjelaskan al-Quran. Sehingga, Imam Syafi’i pernah berkata, ‘Apabila seseorang mengingkari hadis, maka ia telah mengingkari al-Quran.’.”
Demikian kutipan dari asy-Syaikh Muhammad Salim Abu Ashi, dekan pascasarjana sekaligus pakar ilmu al-Quran dan ushuluddin Universitas al-Azhar, dalam Daurah Ilmiah yang berlangsung di Masjid Birrul Walidain Pesantren Progresif Bumi Shalawat pada hari Kamis (03/08) dan Jumat (04/08)..
Daurah Ilmiah kali ini membahas 3 kitab, yaitu Ushul at-Tafsir karya al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi, al-Waraqat karya al-Imam Haramain, hingga al-Waraqat karya asy-Syaikh Salim sendiri. Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 sesi, dari jam 09.00 hingga Dhuhur, setelah Ashar hingga Maghrib, dan setelah Isya’ hingga jam 21.00.
“Sebelum mempelajari suatu ilmu, kita harus mengetahui 3 hal. Apa definisinya?. Apa yang dibahas?. Serta, apa faedah yang kita dapat dari mempelajarinya?.” ungkap asy-Syaikh Salim.
Selain itu, asy-Syaikh Salim juga menegaskan bahwa siapapun yang datang kepada Rasulullah akan diberikan pertolongan dan ampunan oleh Allah.
Lalu, asy-Syaikh Salim mengatakan bahwa segala hal yang ada di dalam al-Quran seperti bahasa, hukum, dan yang lainnya adalah rumusan Allah. Bukan berasal dari hawa nafsu manusia atau tradisi orang Arab.
“Bahasa Arab dalam al-Quran bukan buatan manusia. Hukum syariat dalam al-Quran bukan tradisi orang Arab, Tapi, semuanya berasal dari Allah untuk seluruh umat manusia.” pungkas asy-Syaikh Salim.
Sebagai penutup, asy-Syaikh Salim juga berpesan kepada para santri untuk selalu mengulang ilmu yang dipelajari dan meningkatkan level kemampuan di dalamnya.
“Ruh santri adalah muthola’ah. Maka, terus tingkatkan level pembelajaran kalian dan jangan lupa selalu mengulang ilmu yang kalian pelajari.” tutup asy-Syaikh Salim.