Banyak orang mengeklaim dirinya sebagai orang yang perkasa dan kuat. Bahkan sejumlah orang melabelkan mereka yang kuat itu sebagai orang paling perkasa, digdaya, tanpa tanding, dan lain sebagainya.
Di antara orang yang dilabeli sebagai orang terkuat di antaranya adalah Hercules, Samson, dan lainnya. Tak salah memang, karena mereka mampu mengangkat beban yang tak umum alias melebihi orang kebanyakan. Bila yang lain mampu mengangkat beban hingga 150 kilogram, Hercules mampu mengangkat beban lebih berat lagi.
Pun demikian halnya dengan Samson. Dalam riwayat bahkan sempat difilmkan dengan judul Samson and Delilah, sosok Samson digambarkan sebagai pria tanpa tanding alias sangat kuat. Sebab, tiang atau pilar istana yang menopang ratusan ton beban mampu dirobohkannya dengan sekali tarikan. Luar biasa, amazing, kata orang kulon (Barat).
Tetapi, Ternyata bukan seperti itu orang kuat menurut Islam. Terus, yang seperti apa kuat menurut Islam?
Rasulullah SAW bersabda:
“Orang kuat bukanlah orang yang sering menang berkelahi, akan tetapi orang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya ketika marah.”
Ketika membaca hadis ini, kita lebih sering mengartikannya sebagai kekuatan mental, kekuatan karakter. Dan tidak salah. Namun, ada kekuatan lain yang ditemukan oleh para peneliti sehubungan dengan hadis ini.
Penelitian dari University of California San Diego tahun 2012 menemukan bahwa orang-orang yang bisa melepaskan kemarahannya dan memaafkan kesalahan orang lain cenderung lebih rendah risikonya mengalami lonjakan tekanan darah. Pada penelitian itu, 200 relawan diminta memikirkan saat temannya menyinggung perasaan. Separuh relawan diperintahkan untuk berpikir mengapa hal tersebut bisa membuatnya marah, sedangkan separuh lainnya didorong untuk memaafkan kesalahan tersebut.
Worthington Jr, Pakar Psikologi di Virginia Commonwealth University AS, mempublikasikan hasil penelitiannya pada 2005 di jurnal ilmiah Explore. Pada penelitian hubungan antara memaafkan dan kesehatan itu ditemukan, sikap memaafkan mendatangkan manfaat kesehatan. Dengan menggunakan tekonologi canggih, terungkap perbedaan pola gambar otak orang pemaaf dan yang tidak memaafkan.
Orang yang tidak memaafkan atau terbawa kemarahan dan dendam ditemukan mengalami penurunan fungsi kekebalan tubuh, tekanan darah lebih tinggi, ketegangan otot dan detak jantung.
Sebaliknya, sikap memaafkan meningkatkan pemulihan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Wallahu A’lam Bishawb