Home Tokoh Mbah Sambu, Leluhur Para Pendiri Nahdlatul Ulama

Mbah Sambu, Leluhur Para Pendiri Nahdlatul Ulama

by Abdul Wahid Tamimi

Siapa yang tidak mengenal KH. Muhammad Hasyim Asy’ari, KH. Abdul Wahab Hasbullah, atau KH. Bisri Syansuri?. Ketiganya adalah ulama kebanggaan Indonesia. Jasa mereka sangat banyak dikenang, salah satunya Nahdlatul Ulama. Namun, tahukah kalian kalau ketiga ulama tersebut bersaudara?.

Ya, kalian tidak salah dengar. Darah mereka tersambung kepada Mbah Sambu, seorang pangeran sekaligus ulama yang mendiami Lasem, sebuah kecamatan di Rembang, Jawa Tengah. Pengaruhnya sangat terasa di seluruh Indonesia hingga saat ini.

Mbah Sambu lahir dengan nama Abdurrahman, keturunan dari Pangeran Benowo bin Joko Tingkir. Tidak banyak yang dapat diketahui tentang kisah kelahiran dan masa kecilnya. Namun, ia berasal dari Tuban dan hijrah ke Lasem setelah diambil mantu Adipati Tejakusuma, penguasa Tuban keturunan Sunan Kalijaga.

Sejak kedatangannya ke Lasem, Abdurrahman membangun kota tersebut menjadi pusat peradaban Islam yang multikultural. Keberhasilannya membuat ia diangkat sebagai penguasa Lasem bergelar Pangeran Sambudigdo Hadiningrat oleh mertuanya.

Di tangannya, Lasem menjelma menjadi pabrik penghasil ulama Jawa. Banyak ulama yang terlahir atau sekedar belajar di sana. Bahkan, mayoritas ulama sepuh Nahdlatul Ulama adalah keturunannya. Sebut saja KH. Abdul Hamid (Pasuruan), KH. Ahmad Mutamakkin (Kajen, Pati), KH. Muhammad Shiddiq (Jember), KH. Maimun Zubair (Sarang, Rembang), dan KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Kragan, Rembang).

Hingga akhir hayatnya, Mbah Sambu mengabdi untuk mengembangkan Lasem. Makamnya senantiasa ramai oleh peziarah dari berbagai penjuru negeri. Bahkan, haulnya rutin diadakan setiap setelah Hari Tasyrik (14-16 Dzulhijjah).

Demikian kisah Mbah Sambu, nenek moyang para pendiri Nahdlatul Ulama. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan berkah. Amin ya robbal alamin.

Baca Juga:  Ratu Mas Blitar, Sufi dan Nenek Para Raja

Related Posts

Leave a Comment