Home Tokoh Siapa Sangka, Ternyata Tokoh ini Generasi Awal Ulama di Nusantara

Siapa Sangka, Ternyata Tokoh ini Generasi Awal Ulama di Nusantara

by Abdul Wahid Tamimi

Siapa yang tak mengenal Walisongo?. Sebuah dewan ulama yang terdiri atas 9 ulama dari berbagai generasi yang bertugas untuk menyebarkan Islam di Asia Tenggara, terutama Indonesia. Mungkin kita sudah akrab dengan nama beken seperti Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, dan sebagainya.

Namun, tahukah kalian bahwa selain nama tersebut, masih banyak lagi ulama yang terlupakan oleh sejarah. Padahal, mereka semua adalah fondasi yang tak tergoyahkan dalam penyebaran Islam di Indonesia. Tanpa adanya mereka, Walisongo mungkin tak dapat menjalankan tugasnya dengan optimal dan efektif. Siapa sajakah mereka?.

  1. asy-Syaikh as-Sayyid Muhammad bin Abd ash-Shamad al-Maghribi (Maulana Maghribi)

Sebagian dari kita pernah mendengar Maulana Maghribi. Ya, beliau merupakan leluhur dari Kesultanan Mataram. Tapi, jarang yang membahas jati diri beliau. Padahal, beliau merupakan keturunan dari Sulthan al-Aulia asy-Syaikh as-Sayyid Abd as-Salam bin Masyisy al-Idrisi al-Hasani.

Sedikit yang dapat diceritakan dari kisah hidupnya. Namun, Maulana Maghribi adalah salah satu pendiri Walisongo bersama asy-Syaikh Ali bin Baqir al-Farisi (Syaikh Subakir), asy-Syaikh as-Sayyid Jamaluddin al-Akbar al-Huseini (Jumadil Kubro), asy-Syaikh as-Sayyid Maulana Ishaq al-Jilani, as-Syaikh as-Sayyid Maulana Malik Ibrahim al-Huseini (Sunan Gresik), dan masih banyak lagi.

Maulana Maghribi menikah dengan saudara Sunan Kalijaga dan memiliki keturunan asy-Syaikh as-Sayyid Muhammad Nur al-Yaqin (Ki Ageng Ngerang) yang menurunkan Ki Ageng Penjawi, mertua Panembahan Senopati sekaligus nenek moyang Kesultanan Mataram, dan K.R.T. Sumodiningrat, panglima Geger Sepehi.

  1. asy-Syaikh as-Sayyid Abd al-Kahfi Muhammad Ishom ad-Din bin Abd ar-Rasyid al-Jilani (Mbah Kahfi Awal)

Pesantren tertua yang ada di Indonesia adalah Pesantren al-Kahfi di Somalangu, Kebumen. Pendirinya adalah asy-Syaikh as-Sayyid Abd al-Kahfi Muhammad Ishom ad-Din bin Abd ar-Rasyid al-Jilani (Mbah Kahfi Awal). Beliau datang pada masa Prabu Kertawijaya (Brawijaya I) di Pantai Karang Bolong.

Menurut kisah, Mbah Kahfi Awal telah mengislamkan 3 desa pesisir di hari pertama. Setelah itu, ia berdakwah di Cirebon. Pada 1469, Mbah Kahfi Awal menikah dengan putri Raden Patah dan diberikan tanah di Kebumen dengan nama Tsumma Dha’u. Namun, karena warga lokal kurang fasih berbahasa Arab, Mbah Kahfi Awal menamainya dengan Somalangu.

Baca Juga:  Umar Bin Abdul Aziz, Khalifah Antikorup sekaligus Cicit Umar Bin Khattab

Mbah Kahfi Awal akhirnya mendirikan pesantren di Somalangu. Pesantren yang dinamai al-Kahfi tersebut langsung tumbuh menjadi pesantren yang dihormati. Konon, as-Sayyid Ja’far ash-Shadiq bin Utsman (Sunan Kudus) pernah belajar di pesantren tersebut.

Saat ini, pesantren yang masih menjaga tradisi a la salaf tersebut diasuh oleh KH. Afifuddin Chanif (as-Syaikh as-Sayyid Afif ad-Din bin Hanif al-Jilani). Saat ini, ada 700 santri yang belajar di pesantren tersebut.

Related Posts

Leave a Comment