Ada beberapa versi tentang sejarah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dirangkum dari BAZNAS, Salah satu pendapat disampaikan oleh Ahmad Tsauri dalam buku “Sejarah Maulid Nabi” (2015). Menurutnya perayaan maulid Nabi SAW. sudah dilakukan masyarakat muslim sejak tahun kedua Hijriah. Catatan tersebut merujuk pada kitab “Wafa’ al-Wafa bi Akhbar Darul Mustafa” karangan Nuruddin Ali.
Disebutkan, Khaizuran atau Jurasyiyah binti ‘Atha (170 H/786 M) yang merupakan istri Khalifah al-Mahdi bin Mansur al-Abbas juga ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid datang ke Madinah. Khaizuran memerintahkan agar penduduk Madinah mengadakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. di Masjid Nabawi.
Dari Madinah, Khaizuran kemudian pergi ke Mekah dan melakukan perintah yang sama kepada penduduk Mekah untuk merayakan Maulid Nabi SAW. di rumah-rumah. Karena pengaruhnya yang besar itu, Khaizuran mampu menggerakkan masyarakat muslim Arab untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Hal ini dilakukan agar teladan, ajaran dan kepemimpinan Nabi SAW. dapat terus menginspirasi umat Islam.
Sedangkan, menurut versi yang lain yakni dikutip dari Republika, Beberapa kalangan berpendapat bahwa Maulid Nabi pertama kali muncul pada zaman Shalahuddin al-Ayyubi (1193 M). Shalahuddin disebut menganjurkan umatnya untuk melaksanakan perayaan Maulid Nabi guna membangkitkan semangat jihad kaum Muslim. Kala itu, Shalahuddin dan umat Islam memang berada dalam fase berperang melawan pasukan atau tentara Salib.
Kendati demikian, pendapat tersebut juga masih diperdebatkan. Mereka yang menolak bahwa Shalahuddin sebagai pelopor maulid beralasan, tidak ditemukan catatan sejarah yang menerangkan perihal Shalahuddin menjadikan Maulid Nabi sebagai bagian dari perjuangannya dalam Perang Salib.
Menurut beberapa pakar sejarah Islam, peringatan dan perayaan Maulid Nabi dipelopori oleh Dinasti Ubaidiyyun atau disebut juga Fatimiyah (silsilah keturunannya disandarkan pada Fatimah). Al Maqrizi, salah satu tokoh sejarah Islam mengatakan, para khalifah Fatimiyah memang memiliki banyak perayaan sepanjang tahun.
Antara lain perayaan tahun baru, hari Asyura, Maulid (hari kelahiran) Nabi, Maulid Ali bin Ali Thalib, Fatimah al Zahra, Hasan, dan Husain, perayaan malam pertama bulan Rajab, perayaan malam pertama bulan Syaban, perayaan malam pertama Ramadhan, perayaan Idul Fitri dan Idul Adha, perayaan malam Al Kholij, perayaan hari Nauruz (tahun baru Persia), dan lainnya. (Al Mawa’idz wal I’tibar bi Dzikril Khuthath wal Atsar, 1/490. Dinukil dari Al Maulid, hal. 20 dan Al Bida’ Al Hawliyah, hal. 145-146)