Maulid Nabi adalah hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dan dirayakan umat muslim di seluruh penjuru dunia. Maulid Nabi adalah bukti kecintaan umat muslim terhadap Nabi Muhammad SAW. Seperti yang telah dituliskan pada laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahwa merayakan Maulid Nabi adalah bid’ah hasanah, yaitu perbuatan yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an atau hadis dan bernilai kebaikan walaupun tidak dikerjakan Rasulullah dan para sahabat.
Nah, sekarang sudah tahu bukan, bahwa hukum memperingati Maulid Nabi itu diperbolehkan. Lantas, bagaimana dengan sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW?.
Dalam pendapat yang kuat menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW lahir pada Tahun Gajah yang bertepatan pada tanggal 12 Rabiul Awwal (570 Masehi), namun ada pula beberapa pendapat yang mengatakan kelahiran Nabi Muhammad SAW tidak bertepatan pada tanggal tersebut, yaitu beberapa tahun sebelumnya atau bahkan beberapa tahun setelahnya.
Nabi Muhammad dilahirkan sebagai yatim oleh ibu beliau yang bernama Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf, disebabkan meninggalnya ayah beliau, Abdullah bin Abdul Muthalib saat singgah ke tempat saudara ibunya di Yatsrib, ketika melakukan perjalanan dagang dari Syam.
Seperti yang tertulis dalam surah al-Fil (105), pada saat itu Ka’bah ingin dihancurkan oleh Abrahah, penguasa Yaman. Tetapi, dengan pertolongan Allah SWT, pasukan bergajah tersebut hancur tak tersisa. Maka dari itu, tahun kelahiran Nabi juga disebut Tahun Gajah.
Di tengah-tengah banyaknya kegelapan kaum jahiliyah dan kala itu juga jazirah Arab terhimpit dua imperium besar yakni Romawi dan Persia, kelahiran Nabi Muhammad diyakini sebagai pembawa kemakmuran dan menandai turunnya hidayah Allah SWT karena terjadi suatu peristiwa ajaib yakni padamnya api di negeri Persia yang telah menyala selama 1.000 tahun dan selalu disembah kaum Majusi beserta runtuhnya 14 ruangan istana Kisra.
