1.4K
Setelah kakaknya, KH. Achmad Nahrowi, wafat, ia dipanggil kembali oleh ayahnya untuk menimba ilmu di Tanah Suci. Di sana, ia menyerap ilmu dari seluruh ulama Ahlu as-Sunnah wa al-Jamaah yang tersisa di sana. Oleh Sayyid Muhammad Amin al-Quthbi al-Hasani, ia diberi nama Saifourridzal.
Dalam perjuangan memertahankan kemerdekaan Indonesia, Nun Ahsan bergabung dalam tentara Hizbullah. Ia sempat tertangkap dan disiksa oleh Belanda. Namun, dengan rahmat Allah, ia dapat terbebas dari ajal.
Pada 1955, KH. Muhammad Hasan wafat. Sehingga, ia sebagai putra yang tersisa harus meneruskan perjuangan ayahnya dalam mengembangkan pesantren. Padahal, usianya baru mencapai 27 tahun.