PROGRESIF EDITORIAL– Pada Masa Itu, timbul banyak pemikiran bahwa seorang perempuan tidak perlu mengenyam dunia Pendidikan. Perempuan dipandang sebelah mata oleh orang-orang, dan pemikiran bahwa perempuan ujung-ujungnya akan menjadi seorang ibu rumah tangga.
Tetapi yang terjadi Sebenarnya, banyak wanita Muslim sangat aktif berpendidikan. Salah satu contoh dalam studi skolastik tentang Islam awal. Aisyah, Merupakan salah satu istri Nabi Muhammad dan contoh tokoh ahli hukum Islam terkemuka pada masanya.
Ada contoh-contoh lain, seperti Umm Waraqa yang hafal Alquran dan dipuji oleh nabi sendiri, atau al-Shifa “Penyembuh” binti Abdullah, wanita Muslim pertama yang mengajar melek huruf dan seorang praktisi pengobatan tradisional.
Pada awal abad ke-9, seorang wanita muslim mematahkan stigma tentang Islam yang tidak mengizinkan perempuan untuk mengenyam pendidikan. Dia adalah Fatima Al-Fihri, pendiri Universitas Al-Qarawiyyin. Universitas ini cikal bakal menjadi universitas pertama di dunia.
Fatima lahir pada tahun 800 M dan merupakan putri dari dari Mohammed Bnou Abdullah Al Fihri, seorang pedagang kaya raya pada masa pemerintahan Idris II.
Fatima bukan berasal dari Maroko, melainkan Tunisia. Lalu, pada abad ke-9, keluarganya bermigrasi ke Maroko bersama orang Arab lainnya. Sejak kecil, Fatima dibesarkan dalam keluarga yang taat agama dan menghargai pendidikan tanpa memandang gender.
Setelah kematian ayahnya, ia menginvestasikan harta kekayaan yang diwariskan kepadanya untuk membangun masjid serta lembaga pendidikan. Proyek pembangunan dari masjid dan lembaga pendidikan yang ditujukan untuk komunitasnya dimulai pada bulan Ramadan tahun 859 M.
