Misalnya, seorang pianis yang berlatih selama beberapa jam setiap hari akan lebih cepat mencapai keahlian jika dia berfokus pada bagian-bagian yang sulit dari repertoar, mendapatkan umpan balik dari guru, dan terus memperbaiki tekniknya. Sebaliknya, hanya bermain piano tanpa tujuan yang jelas atau umpan balik mungkin tidak akan menghasilkan peningkatan signifikan dalam keterampilan.
Selama perjalanan menuju keahlian, penting bagi individu untuk tetap fleksibel dan siap untuk beradaptasi. Tidak semua strategi atau metode latihan akan bekerja dengan baik untuk semua orang. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengevaluasi kemajuan, mengidentifikasi apa yang tidak berfungsi, dan membuat perubahan yang diperlukan sangat penting.
Misalnya, seorang atlet yang berlatih untuk menjadi pemain tenis profesional mungkin menemukan bahwa teknik tertentu tidak efektif. Dengan fleksibilitas, dia dapat mencoba pendekatan baru, mungkin dengan bantuan pelatih, untuk menemukan metode yang lebih baik. Proses adaptasi ini adalah bagian integral dari latihan yang disengaja dan memungkinkan kemajuan berkelanjutan.
Selain ketekunan dan latihan yang disengaja, dukungan dari lingkungan sekitar dan akses terhadap sumber daya yang memadai juga berperan penting. Pelatih, mentor, dan rekan sejawat dapat memberikan umpan balik, dorongan, dan bimbingan yang sangat berharga. Akses ke fasilitas yang tepat, bahan latihan, dan literatur juga mempermudah proses belajar dan pengembangan keterampilan.
Dalam dunia akademik, misalnya, seorang peneliti yang memiliki akses ke laboratorium yang baik, literatur ilmiah terbaru, dan bimbingan dari profesor berpengalaman akan memiliki peluang lebih besar untuk mencapai keahlian dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki akses yang sama.
KH. Hasyim Asy’ari adalah salah satu contoh tokoh Islam dari Nahdlatul Ulama yang menunjukkan bagaimana ketekunan dan latihan yang disengaja dapat menghasilkan keahlian dan warisan yang abadi. KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, dikenal sebagai ulama besar yang memiliki pengaruh luas dalam perkembangan Islam di Indonesia.
KH. Hasyim Asy’ari lahir pada tahun 1871 di Jombang, Jawa Timur. Sejak usia muda, beliau menunjukkan ketertarikan yang mendalam terhadap ilmu agama. Hasyim muda belajar di berbagai pesantren di Jawa Timur dan kemudian melanjutkan pendidikannya ke Makkah. Di Makkah, beliau belajar dari para ulama terkemuka dan menghabiskan waktu yang sangat banyak untuk mendalami berbagai cabang ilmu agama.